Sektor Ritel Bakal Tumbuh di Tengah Kebijakan Larangan Mudik

Bisnis.com,23 Apr 2021, 18:58 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket di Jakarta, Minggu (23/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor ritel diyakini bakal tetap menikmati naiknya kontribusi penjualan momen Ramadan dan Idulfitri meskipun pengetatan mobilitas antardaerah diberlakukan. Pengusaha ritel di kota-kota besar diprediksi menikmati keuntungan dari kondisi ini.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey mengemukakan kontribusi penjualan selama Ramadan dan Lebaran tahun ini bisa mencapai 30 sampai 35 persen dari total pendapatan tahunan ritel. Kontribusi ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu ketika penjualan festive season hanya menyumbang 10 sampai 15 persen dari total pendapatan tahunan.

“Meski ada larangan mudik, kontribusi penjualan Ramadan dan Lebaran tetap tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu, hanya saja memang belum bisa mengejar saat sebelum pandemi karena ada larangan mudik,” kata Roy, Jumat (23/4/2021).

Dibatasinya mobilitas disebut Roy bisa mengalihkan belanja konsumen dari produk makanan minuman menjadi produk nonmakanan dan minuman seperti gawai dan peralatan elektronik. Hal ini dia sebut terlihat pula dari tren penjualan otomotif yang mengalami kenaikan sejak pemerintah melonggarkan PPnBM.

“Penjualan ritel nonmamin memang membaik, tetapi yang mamin masih flat. Akan mulai naik signifikan jelang Lebaran saat THR sudah terdistribusi,” lanjutnya.

Tren perbaikan keyakinan konsumen juga menjadi landasan optimisme pelaku usaha. Data Bank Indonesia menunjukkan indeks penjualan riil (IPR) telah kembali ke zona hijau di level 182,3 pada Maret setelah sempat terkontraksi pada Februari di level 177,1. Di samping itu, indeks keyakinan konsumen pun meningkat menjadi 93,4 pada Maret.

Selain mengharapkan program vaksinasi dapat terus berjalan sesuai target pemerintah, Roy mengatakan sejumlah langkah telah diambil pelaku usaha untuk menggeliatkan konsumsi. Di antaranya adalah menjalin kerja sama dengan produsen dan pemasok untuk menawarkan produk dengan harga menarik.

“Untuk mendorong penjualan kami memberi promosi hasil kerja sama dengan produsen dan supplier. Ada pula redesign produk agar tetap laris dan menarik. Serta optimalisasi penjualan lewat omnichannel,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Direktur PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)—emiten ritel gawai dan aksesori ponsel—Hasan Aula mengatakan momen Lebaran akan menjadi momen yang bisa mengerek penjualan produk. Pembatasan mobilitas antarwilayah disebut Hasan bakal membuat pasar di kota-kota besar seperti kawasan Jabodetabek, Surabaya, dan Medan menjadi penting.

“Momen Lebaran merupakan momen yang bagus dan sudah dinantikan oleh pedagang. Biasanya pada season ini masyarakat selalu membeli produk baru maupun upgrade produk,” kata Hasan saat dihubungi.

Hasan mengatakan perusahaan membidik kenaikan penjualan pada momen Lebaran, meski dia tidak memperinci berapa target yang dibidik. Perusahaan tercatat telah memiliki 1.053 gerai per Desember 2020 dan penjualan sepanjang tahun lalu juga tetap naik menjadi Rp34,11 triliun. Pada 2019, penjualan bersih ERAA mencapai Rp32,94 triliun.

“Kami mengharapkan ada kenaikan penjualan dan semoga animo belanja baik diiringi dengan keyakinan konsumen seiring program vaksinasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini