Larangan Mudik, Pemda Didorong Berani Bilang Tidak Terima Pemudik

Bisnis.com,23 Apr 2021, 10:15 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi - Polisi membawa poster saat kampanye larangan mudik di kawasan Terminal Madureso, Temanggung, Jateng, Rabu (21/4/2021)./Antara-Anis Efizudin

Bisnis.com, JAKARTA - Upaya untuk mencegah terjadinya arus mudik pada libur Lebaran Idulfitri 2021/1442 Hijriah terus dilakukan. 

Di sisi lain, pemerintah daerah pun didorong untuk berani bilang tidak kepada para pemudik. 

Hal itu misalnya disampaikan pakar kesehatan masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany.

Ia menyebutkan pemerintah daerah harus berani mengatakan tidak mau menerima pemudik.

Hal itu disampaikan pakar kesehatan masyarakat Universitas Indonesia tersebut dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat (23/4/2021).

Thabrany mengatakan kalau ada masyarakat yang memaksa mudik, pemda harus menerapkan isolasi selama 14 hari.

Menurut dia, perlu kebijakan yang sinkron antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Thabrany mengatakan Pemerintah DKI Jakarta juga harus menegaskan kepada masyarakat yang ingin kembali dari kampung halaman agar isolasi selama 14 hari.

"Sehingga masyarakat akan berpikir dua kali untuk mudik. Kalau itu sinkron, Insya Allah masyarakat bisa dipaksa disiplin," katanya.

Dia melihat sebagian masyarakat tidak bisa diajak kompromi. Ada masyarakat yang wataknya begitu melekat pada kebiasaan-kebiasaan masa lalu, sehingga perlu memaksa mereka agar disiplin.

"Jangan anggap enteng, karena mutasi virus semakin ganas dimungkinkan," kata Thabrany.

Thabrany pun menilai kesadaran masyarakat menggunakan masker untuk mencegah penularan Covid-19 harus kembali ditingkatkan.

Kalau ada masalah pada ketersediaan masker, pemerintah harus menyediakan agar tidak ada alasan masyarakat tidak disiplin protokol kesehatan.

Selain itu, tokoh berpengaruh perlu dilibatkan untuk membuat masyarakat menjadi disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

Tokoh berpengaruh juga dilibatkan untuk mengedukasi masyarakat agar silaturahmi dengan keluarga di kampung bisa dilakukan tanpa mudik, misal menggunakan perangkat elektronik. Kalau mau memberikan uang, bisa ditransfer melalui bank.

Mengenai adanya beberapa kepala daerah yang tidak secara tegas melarang mudik, Thabrany menilai perlu sanksi dari pemerintah pusat.

Sanksi tersebut misalnya dengan menempatkan beban biaya penanggulangan kasus Covid-19 menjadi tanggung jawab daerah yang tidak melarang mudik.

"Harus ada sanksi begitu. Kalau enggak, pemda seenaknya saja," ujar Thabrany.

Hasbullah Thabrany mengatakan mutasi virus Covid-19 bisa semakin menular jika masyarakat mudik.

Beberapa mutasi virus bisa jadi lebih ganas dan mematikan, di sisi lain, masyarakat ngotot ingin pulang kampung alias mudik lebaran.

"Ini memang bagian yang berpotensi menimbulkan makin banyaknya kasus. Bisa jadi makin banyaknya kematian," kata Thabrany mengingatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini