BI: Pertumbuhan Uang Beredar Melambat Jadi Rp6.888 Triliun per Maret

Bisnis.com,23 Apr 2021, 12:37 WIB
Penulis: Jaffry Prabu Prakoso
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2021 tetap menunjukkan pertumbuhan positif, meskipun melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan bahwa posisi M2 pada Maret sebesar Rp6.888 triliun atau tumbuh sebesar 6,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Realisasi ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,3 persen. 

“Perlambatan tersebut terjadi pada seluruh komponennya yaitu uang beredar sempit (M1), uang kuasi, dan surat berharga selain saham,” katanya dikutip dari situs BI, Jumat (23/4/2021).

Erwin menjelaskan bahwa pertumbuhan M1 pada Maret sebesar 10,8 persen yoy atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 18,6 persen.

Pertumbuhan uang kuasi juga melambat, dari 9,2 persen pada bulan sebelumnya menjadi 5,9 persen pada Maret.

Yang mempengaruhi perlambatan ini dipengaruhi oleh realisasi tahun sebelumnya (base effect) berupa tingginya pertumbuhan pada Maret 2020 sebesar 12,1 persen.

Hal tersebut, papar Erwin, dipengaruhi oleh perlambatan aktiva luar negeri bersih, perlambatan tagihan bersih kepada pemerintah pusat, serta penurunan kredit.

Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih sebesar 7,9 persen, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Februari 2021 sebesar 11,5 persen.

“Demikian pula pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat sebesar 42,0 persen, lebih rendah dari capaian bulan sebelumnya sebesar 50,8 persen. Selain itu, pertumbuhan kredit terkontraksi 4,0 persen, lebih dalam dari kontraksi 2,3 persen pada Februari 2021,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini