Kematian Akibat Covid-19 Melonjak, Thailand Perketat Akses WN India

Bisnis.com,25 Apr 2021, 16:18 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Salah satu persimpangan jalan di Bangkok, Thailand. Berdasarkan laporan WHO, Thailand merupakan negara dengan tingkat kecelakaan per kapita tertinggi di Asia./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Thailand hari ini mencetak rekor jumlah kematian harian akibat Covid-19 untuk hari kedua berturut-turut di tengah ancaman gelombang ketiga setelah sekitar satu tahun negara tersebut relatif sukses memperlambat penyebaran virus Corona.

Akibat kondisi itu, Thailand akan memperlambat penerbitan dokumen perjalanan untuk warga negara asing dari India. Pasalnya,Taweesin Wisanuyothin, juru bicara gugus tugas Covid-19 pemerintah, mengatakan wabah varian baru virus corona B1617 mulai menyerang.

"Untuk orang asing dari India yang memasuki Thailand, sekarang kami akan memperlambatnya," kata Taweesin.

Dia menambahkan bahwa 131 warga negara Thailand di India yang sudah terdaftar untuk bepergian pada Mei masih akan diizinkan masuk ke negara itu.

Thailand melaporkan 2.438 kasus virus Corona baru dan 11 kematian baru, sehingga jumlah total infeksi menjadi 55.460 dan kematian menjadi 140 sejak pandemi dimulai tahun lalu.

Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha di halaman Facebook-nya mengatakan gubernur provinsi dapat menutup tempat umum dan memberlakukan jam malam jika perlu untuk menghentikan penyebaran virus.

Pihak berwenang di ibu kota Bangkok telah memerintahkan penutupan tempat-tempat termasuk taman, gedung senam, bioskop, dan pusat penitipan anak mulai 26 April hingga 9 Mei.

Sementara itu, pusat perbelanjaan tetap buka, tetapi Asosiasi Pengecer Thailand telah membatasi jam buka toko di Bangkok serta di 17 dari 73 provinsi di negara itu.

Thailand mempertahankan jumlah kasus infeksinya jauh lebih rendah daripada banyak negara lain sepanjang tahun lalu, tetapi wabah baru, yang sebagian dipicu oleh varian B117 yang sangat mudah menular, telah mengakibatkan lebih dari 24.000 kasus dan 46 kematian hanya dalam 25 hari.

Angka yang meningkat itu telah memicu kekhawatiran atas kekurangan jumlah tempat tidur rumah sakit, terutama karena kebijakan pemerintah adalah menerima siapa pun yang dinyatakan positif mengidap virus Corona baru, bahkan mereka yang tidak memiliki gejala sekalipun.

Pejabat kesehatan mengaku masih ada lebih dari 20.000 tempat tidur yang tersedia di seluruh negeri untuk ppasien Covid-19. Para pejabat kesehatan juga sedang mempertimbangkan untuk mengurangi periode karantina untuk kasus tanpa gejala menjadi 10 hari dari 14 hari dan empat hari tersisa untuk dihabiskan dalam isolasi mandiri di rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini