Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan kini pelaku usaha industri ekonomi syariah harus menggunakan pendekatan rasional untuk menarik minat generasi milenial.
Wapres mengatakan pasar milenial sangta potensial dalam pengembangan ekonomi syariah, terlebih dengan tumbuhnya generasi Sy (Gen-Sy) yang melihat pentingnya keseimbangan hidup antara duniawi dan rohani.
Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang semakin meningkat melalui digitalisasi telah semakin menarik minat generasi muda menggunakan produk syariah.
"Seperti masalah digitalisasi, fintech, jaringan e-commerce, dan produk yang cukup market friendly harus diluncurkan sehingga lebih dipahami, disukai," katanya saat wawancara eksklusif dengan Bisnis secara virtual pada Jumat (23/4/2021).
Kendati produk syariah awalnya disediakan bagi kelompok masyarakat yang ingin melaksanakan muamalah sesuai dengan tuntutan agamanya atau karena alasan emosional, kini Wapres mendorong ekonomi syariah harus dapat disajikan dengan pendekatan rasional.
"Artinya, orang memilih ekonomi syariah karena memang layanannya baik, sesuai dengan hati nurani, transaksi yang berdasar pada keadilan. Kalau makanan itu layaknya good food, seperti orang di Australia yang lebih suka daging halal walaupun non muslim," terangnya.
Begitu juga layanan keuangan syariah, menurut Wapres saat ini justru berkembang di negara-negara dengan mayoritas penduduk non-muslim seperti Inggris, Singapura, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Bahkan, bank syariah lebih dulu lahir di Inggris dan Singapura, dengan Inggris menjadi pusatnya.
"Artinya mereka menggunkan sistem ini sebagai sesuatu yang rasional," tegas Wapres.
Nilai perdagangan produk halal dunia mencapai US$2,02 triliun pada 2019, dan diperkirakan menjadi US$2,4 triliun pada 2024. Dengan demand yang sangat tinggi, Indonesia membidik tidak lagi sekedar menjadi konsumen tetapi produsen produk halal di kancah internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel