Dihajar Pandemi Covid-19, Liverpool Merugi Nyaris Rp1 Triliun

Bisnis.com,28 Apr 2021, 13:09 WIB
Penulis: M. Syahran W. Lubis
Suasana Stadion Anfield, markas Liverpool, sebelum pandemi Covid-19./LiverpoolFC.com

Bisnis.com, JAKARTA – Liverpool melaporkan kerugian sebelum pajak mencapai 46 juta pound sterling (Rp925,86 miliar) untuk tahun yang berakhir pada 31 Mei 2020.

Setelah menghasilkan laba sebelum pajak sebesar 42 juta pound (Rp845,43 miliar) untuk periode setahun tahun sebelumnya yang berakhir pada 31 Mei 2019, catatan finansial terakhir pada masa pandemi itu membuat kinerjanya merosot hingga 88 juta pound (Rp1,77 triliun) untuk The Reds.

Angka-angka tersebut mencakup awal pandemi Covid-19, yang menyebabkan Liga Primer Inggris dihentikan pada Maret hingga Juni 2020.

Ketika kompetisi dilanjutkan, rangkaian pertandingan digelar secara tertutup saat Liverpool memenangkan gelar liga untuk pertama kalinya sejak 1990.

Klub mengatakan kondisi keuangan itu menunjukkan "dampak awal dari pandemi" dan "pendapatan hari pertandingan turun sebesar 13 juta pound (Rp261,68 miliar) menjadi 71 juta pound (Rp1,43 triliun) sebagai hasil dari empat pertandingan kandang Liga Primer lebih sedikit selama periode ini".

Pendapatan media yang dikelola Liverpool turun sebesar 59 juta pound (Rp1,19 triliun) menjadi 202 juta pound (Rp4,06 triliun).

Sementara itu, pendapatan komersial memang naik sebesar 29 juta pound (Rp583,75 miliar) menjadi 217 juta pound (Rp4,37 triliun), tetapi pendapatan keseluruhan berkurang 43 juta pound (Rp865,55 miliar) menjadi 490 juta pound (Rp9,86 triliun).

Kinerja keuangan itu dipublikasikan 9 hari setelah diumumkan bahwa Liverpool, bersama dengan lima rival papan atas Liga Primer, mendaftar untuk bergabung dengan Liga Super Eropa meskipun keenam klub itu 48 jam kemudian mengundurkan diri.

Pada Oktober 2020, Manchester United mengumumkan kerugian bersih 23,2 juta pound, sementara Manchester City melaporkan kerugian 126 juta pound untuk musim 2019–2020 pada April 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini