Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tergabung dalam marketplace terus mengalami lonjakan selama pandemi Covid-19.
Asosiasi Ecommerce Indonesia (idEA) menyatakan, hingga Maret 2021, jumlah UMKM yang sudah tergabung dalam berbagai marketplace telah mencapai 4,8 juta. Angka ini naik dari kondisi akhir 2020 sebesar 3,8 juta pelaku usaha.
Ketua Umum idEA Bima Laga mengatakan dulunya iDEA memiliki target menciptakan 2 juta UMKM baru sampai akhir 2020, dan hingga akhirnya menjadi 3,8 juta UMKM yang tergabung di berbagai marketplace pada akhir 2020.
"Hingga Maret 2021 angkanya sudah mencapai 4,8 juta UMKM yang tergabung,” jelasnya dalam diskusi bertajuk Harbolnas: Langkah Tingkatkan Geliat Transaksi yang diselenggarakan KPC PEN, seperti dikutip Kamis (29/4/2021).
Bima Laga juga menyatakan data Bank Indonesia menunjukkan transaksi e-commerce selama pandemi juga mengalami kenaikan. Menurutnya, salah satu pendorongnya adalah program Bangga Buatan Indonesia yang diluncurkan 14 Mei 2020.
Menurutnya, program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang dilakukan idEA sejak 2018 sampai 2020 juga terus menunjukkan peningkatan transaksi.
Data Nielsen menunjukkan transaksi saat Harbolnas terus meningkat dari Rp6,1 triliun di 2018 menjadi Rp9,1 triliun di 2019, dan terus naik menjadi Rp11,6 triliun pada 2020.
“Menariknya, sekarang kita tidak hanya fokus di semua barang tapi juga mengutamakan produk lokal. Di 2020 transaksi produk lokal menyentuh angka Rp5,6 triliun,” ujarnya.
Dia menilai idEA sebagai asosiasi e-commerce Indonesia kini juga tengah fokus membantu UMKM meningkatkan transaksinya melalui program Bangga Buatan Indonesia dan momentum Ramadan.
Program yang digelar untuk membantu pemulihan ekonomi nasional itu sejalan dengan arahan Kementerian Perdagangan (Kemendag) membantu UMKM dalam berjualan secara online di tengah pandemi Covid-19.
Kemendag sudah mengeluarkan Surat No. 77/PDN/SD/3/2020 tentang Bantuan Bagi Pelaku UMKM, yang ditujukan ke idEA, meminta semua anggotanya turut serta membantu agar dapat berjualan secara online.
Perencana keuangan Aidil Akbar menambahkan bahwa dirinya melihat bahwa program untuk masyarakat ini sebagai rencana yang positif.
"Masyarakat perlu bergeser budaya belanjanya dari belanja konvensional menjadi belanja online di masa pandemi ini. Karena yang terjadi saat ini adalah masyarakat cenderung menahan diri untuk berbelanja normal seperti sebelum pandemi, khususnya masyarakat kelas menengah ke atas,” tambahnya.
Menurutnya, momentum program belanja online bagi produk UMKM lokal yang diiringi program vaksinasi dinilai sebagai salah satu pemicu membangkitkan ekonomi nasional di masa pandemi.
“Dengan program hari Bangga Buatan Indonesia apalagi pemerintah memberikan stimulus Rp500 miliar, maka akan sangat membantu perekonomian Indonesia melalui belanja online benar-benar bisa terlaksana. Apalagi yang dibeli adalah produk-produk dalam negeri,” ujar Aidil.
Menurutnya untuk menggeliatkan transaksi tidak harus promo ongkos kirim saja, juga promosi yang lainnya. Tujuannya adalah UMKM di daerah merasakan manfaatnya, terutama UMKM yang berjualan di marketplace anggota idEA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel