Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi mulai mencatatkan pemulihan kinerja pada kuartal I/2021 seiring kembali menggeliatnya aktivitas perekonomian. Industri asuransi jiwa dan umum mencatatkan pertumbuhan, baik dari sisi top line maupun bottom line.
Berdasarkan statistik asuransi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2021, pada kuartal I/2021 industri asuransi umum membukukan premi Rp19,5 triliun. Perolehan itu tumbuh 10,7 persen (year-on-year/yoy) dari capaian sebelumnya Rp17,6 triliun.
Pembayaran klaim sepanjang kuartal I/2021 mencapai Rp6,8 triliun, turun hingga 24,8 persen (yoy) dari sebelumnya Rp9,17 triliun. Hasil investasi pada kuartal I/2021 senilai Rp957 miliar tumbuh 4,5 persen (yoy) dari sebelumnya senilai Rp915 miliar.
Capaian kinerja itu membuat laba industri asuransi umum pada kuartal I/2021 mencapai Rp1,7 triliun, tumbuh hingga 53,9 persen (yoy) dari sebelumnya Rp1,1 triliun. Aset industri pada kuartal I/2021 senilai Rp179,5 triliun pun tumbuh 7,2 persen (yoy) dari sebelumnya Rp167,4 triliun.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Hastanto Sri Margi Widodo menyatakan bahwa pihaknya masih mengonsolidasi data kinerja kuartal I/2021 dari para anggotanya. Namun, data OJK tersebut sejalan dengan kondisi industri yang sudah menunjukkan perbaikan kinerja.
"Dari beberapa diskusi [dengan anggota AAUI] terlihat pertumbuhan yang ada banyak terdorong dengan program relaksasi pajak penjualan atas barang mewah [PPnBM] kendaraan bermotor," ujar Widodo kepada Bisnis, Minggu (2/5/2021).
Menurutnya, kondisi itu tercermin oleh penjualan kendaraan bermotor, yang berdasarkan catatan Gaikindo per Maret 2021 telah melewati 101.000 unit. Jumlah itu mendekati angka 120.000, yakni penjualan saat sebelum pandemi.
"Di sisi lain, rekonstruksi kredit dengan perpanjangan masa kredit juga telah menambah produksi premi asuransi kredit, walaupun ditutup dengan rate premi khusus 'peduli bangsa' hasil kerja sama asurasi– perbankan–multifinance," ujarnya.
Widodo pun menjelaskan bahwa pada kuartal pertama tahun ini telah terjadi banyak perbaikan kondisi bisnis. Penanganan pandemi dan roll out vaksin membuat aktivitas bisnis kian menggeliat, sehingga memengaruhi kinerja industri asuransi.
"Sebagai ekonomi pandemik, hasil kuartal II/2021 dan seterusnya akan sangat tergantung keberhasilan kita menjaga dan melanjutkan roll out vaksinasi sampai akhir tahun ini," ujar Widodo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel