Upaya Bandara Bikin Maskapai Terbang Tepat Waktu

Bisnis.com,02 Mei 2021, 18:34 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I bersama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menerapakan sistem Airport Operation Control Center (AOCC) Airport Collaboration Decision Making (ACDM) guna menjaga tingkat ketepatan waktu penerbangan.

VP Corporate Secretary AP I Handy Haryudhitiawan menjelaskan dengan adanya AOCC, maka seluruh operasi penerbangan maskapai baik itu sisi udara dan sisi darat dipantau untuk menghasilkan kinerja yang efektif. Dengan demikian AOCC juga bisa menjadi salah satu alat kontrol dalam menjaga tingkat ketepatan waktu (on time performance/OTP) masing-masing maskapai.

"AOCC juga merupakan implementasi smart airport secara menyeluruh dengan tujuan mewujudkan operational excellence dan service excellence di seluruh bandara-bandara yang kami kelola. Keberadaan AOCC melibatkan seluruh pemangku kepentingan di bandara dengan mengintegrasikan sistem yang dimiliki masing-masing pemangku kepentingan," ujarnya, Minggu (2/5/2021).

Senada, VP Corpprate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano menjelaskan tingkat OTP maskapai juga meliputi efektivitas operasi dengan memanfaatkan ACDM dengan dengan menggunakan AOCC Platform. Dengan demikian, keputusan-keputusan operasi dapat diambil dengan cepat antar stakeholder bandara termasuk untuk mendukung OTP maskapai.

AP II saat ini tengah dalam proses menerapkan A-CDM secara penuh di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sebelum nantinya diterapkan di bandara-bandara lainnya. Ada 13 tahapan untuk menerapkan A-CDM secara penuh, mulai dari pembentukan organisasi, menetapkan target, hingga memastikan keberlanjutan ketika nanti sudah diimplementasikan. Sejumlah tahapan-tahapan itu sudah diselesaikan.

“Penerapan penuh A-CDM di bandara bertujuan untuk mencapai sebanyak 9 objektif. Saat ini, Soekarno-Hatta bersama dengan stakeholder antara lain AirNav Indonesia berupaya untuk mencapai 3 objektif yakni meningkatkan prediktabilitas penerbangan, meningkatkan on time performance [OTP], dan menurunkan tingkat slot yang mubazir atau tidak digunakan," ujarnya.

Sementara itu, VP Operational Planning & Control Garuda Indonesia Capt. Fanny Kawulusan mengatakan kunci utama penerapan A-CDM adalah mengoptimalkan sumber daya dan fasilitas yang ada di bandara.

"Ini bisa menguntungkan bagi semua stakeholder baik dari airport operator, aircraft operator, air navigation, ground handler, yang ujung-ujungnya adalah kepuasan penumpang pesawat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini