Pengusaha Berharap Geliat Manufaktur Bertahan Hingga Usai Lebaran

Bisnis.com,03 Mei 2021, 20:33 WIB
Penulis: Ipak Ayu
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani. /sintesagroup.com

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakanPurchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia periode April yang menunjukkan level ekspansif pada level 54,6 merupakan hal yang wajar.

Pasalnya, April dan Mei merupakan periode konsumsi tinggi masyarakat karena Ramadan dan Lebaran.

"Jadi kami rasa PMI yang kuat pada April adalah hal yang wajar karena momentum konsumsi tertinggi di Indonesia selain akhir tahun adalah Ramadan dan Lebaran," katanya kepada Bisnis, Senin (3/5/2021).

Shinta mengemukakan dari sisi pasokan tentu akan mengimbangi untuk memaksimalkan pendapatan yang selama ini tertekan dan mengantisipasi kelangkaan pasar. Oleh karena itu, angka PMI bisa merangkak lebih optimistis daripada biasanya.

Belum lagi, momentum ini didukung dengan himbauan kebijakan THR, diskon PPnBM, dan dorongan pencairan bansos guna menghalau potensi lemahnya pertumbuhan konsumsi karena kebijakan larangan mudik.

"Kami harap bisa bertahan sekuat ini pasca lebaran kalau pengendalian pandemi terus positif dan kebijakan pemerintah juga suportif terhadap pemulihan kinerja usaha dan konsumsi," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya  Kementerian Perindustrian melaporkan bahwa deru mesin manufaktur di tanah air semakin kencang, menandakan produktivitas yang kian bergeliat untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Hal itu juga berarti perekonomian saat ini telah membaik usai setahun melambat. PMI  menembus level 54,6 untuk periode April, atau kembali mencetak rekor mengikuti bulan sebelumnya. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sepanjang dua bulan berturut-turut, PMI manufaktur Indonesia menorehkan rekor tertinggi. Selain itu, kondisi bisnis kini telah menguat dalam enam bulan terakhir ini di tengah kondisi pandemi, dengan tren positif dari sektor industri yang gencar melakukan perluasan usahanya.

“Alhamdulillah, para pelaku industri kita mulai bangkit lagi. Sebab, kalau kita melihat ke belakang, pada April 2020 adalah kondisi PMI manufaktur Indonesia saat jatuh ke titik terendahnya, yaitu di level 27,5,” katanya, Senin (3/5/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini