Bukan Kabar Gembira: Kurva Covid-19 Mendatar

Bisnis.com,04 Mei 2021, 10:50 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Satgas COVID-19 memberikan imbauan penerapan protokol kesehatan kepada pengunjung pada IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (15/4/2021). (Antara Foto/Hafidz Mubarak A)

Bisnis.com, JAKARTA – Kasus Covid-19 selama beberapa pekan terakhir mendatar di kisaran 4.000-an kasus.

Hal ini dinilai Satgas Penanganan Covid-19 bukan menjadi kabar gembira, melainkan masyarakat harus tetap waspada.

Juru Bicara Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, bahwa jika dilihat perkembangan sampai dengan 3 Mei 2021, kasus Covid-19 di Indonesia sudah cukup baik dengan tambahan di level 4.000-an setelah sempat beberapa bulan menembus lebih dari 14.000.

Adapun, jumlah kasus aktif sekarang sudah 100.000-an atau 6 persen.

“Dibandingkan kasus aktif dunia 12,7 persen, kita relatif rendah, dan kasus sembuhnya 1,5 juta dan itu sudah 91,3 persen. Kita lihat di dunia sekarang banyak negara besar sedang naik. Indonesia sedang turun, tapi sekarang cenderung mendatar. Jadi, tetap harus hati-hati karena kondisi ini bisa sangat dinamis bisa tiba-tiba berubah,” kata Wiku dalam talkshow, Selasa (4/5/2021).

Dia mengatakan, kurva yang mendatar itu bukan kabar yang menggembirakan, masyarakat tetap harus was-was.

“Karena harusnya kurvanya turun terus, kalau mendatar berarti penurunannya berkurang. Makanya, harus hati-hati, waspada, konsisten. Tidak hanya pemerintah, tapi juga masyarakat untuk mengendalikan pandemi yang enggak tahu kapan berakhirnya,” ungkapnya.

Dikatakan, keberhasilan menurunkan kasus Covid-19 dari belasan ribu per hari menjadi 4.000-an juga bukan hanya hasil dari kinerja pemerintah, tapi juga atas peran dari semua unsur di masyarakat.

“Pertama, karena ada kebijakan berlapis, dengan membatasi perjalanan internasional, perjalanan dalam negeri, membatasi potensi penularan dengan peniadaan mudik, memastikan kalau mau mudik kita perpanjang skriningnya dengan syarat yang lebih ketat, dengan masa berlaku testing cuma 1 hari baik sebelum dan setelah peniadaan mudik,” jelasnya.

Kemudian, adanya PPKM, PPKM mikro, pembentukkan posko, peran seluruh masyarakat, dan adanya kebijakan yang berlapis membuat kondisinya menjadi terkendali.

“Selama bisa efektif bisa terus menurun. Kalau kita lengah bisa jadi kasus naik lagi. Jangan sampai terjadi seperti di India,” tambah Wiku.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini