India Kian Parah, Peneliti Ingatkan Angka Kematian Bisa Berlipat Ganda

Bisnis.com,05 Mei 2021, 15:21 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Seorang pasien dengan gangguan pernapasan berbaring di dalam mobil sambil menunggu bisa masuk rumah sakit Covid-19 untuk perawatan, di tengah penyebaran Covid-19 di Ahmedabad, India, Kamis (22/4/2021)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Gelombang infeksi virus Corona yang melonjak di India dan menyebabkan krisis kesehatan terbesar di dunia berpotensi makin memburuk dalam beberapa pekan ke depan.

Sejumlah peneliti memperkirakan angka kematian bisa berlipat ganda dari yang ada beberapa hari belakangan.

Tim peneliti di Indian Institute of Science di Bangalore menggunakan model matematika dan memprediksi sekitar 404.000 kematian akan terjadi pada 11 Juni. Hal itu bisa terjadi jika tren yang terjadi sekarang terus berlanjut.

Model dari Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington memperkirakan akan ada 1.018.879 kematian pada akhir Juli.

Namun demikian, angka kasus Covid-19 tetap sulit diprediksi, terutama pada negara padat penduduk seperti di India.

Prediksi tersebut merefleksikan betapa India sangat perlu meningkatkan penanganan dan pengaturan pada sistem kesehatannya seperti dengan melakukan testing dan jaga jarak.

Apabila prediksi tersebut meleset, setidaknya India tetap akan menjadi negara dengan jumlah kematian akibat Covid-19 terbanyak di dunia.

Posisi tersebut saat ini masih diduduki Amerika Serikat dengan angka kematian mencapai seitar 578.000 jiwa.

Angka kematian di India bertambah 382.691, mengutip data terakhir worldometers.info, Selasa (4/5/2021). Adapun, total kasusnya sudah menembus 20 juta orang dan total kematian mencapai 226.169 orang.

Dalam beberapa pekan terakhir, yang terjadi di India adalah antrean panjang orang kesakitan di luar rumah sakit. Sementara itu berjumlah mayat terkesan mengantre panjang di depan krematorium, serta ambulans tak berhenti lalu lalang. Situasi itu menggambarkan betapa India telah tenggelam di dalam krisis.

“Dalam empat sampai enam pekan akan semakin sangat-sangat sulit bagi India. Tantangannya adalah memastikan keparahannya hanya terjadi selama empat pekan, tidak sampai enam, atau delapan pekan, dan bisa meminimalisir kondisi terburuk yang bakal terjadi. Tapi jelas belum ada titik terang bagi India,” kata Ashish Jha, Dekan Brown University School of Public Health, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (5/5/2021).

Sebelumnya, Menteri Kesehatan India pada Senin (3/5/2021) mengatakan belasan negara bagian, termasuk Delhi, Chhattisgarh, dan Maharashtra, menunjukkan tanda-tanda angka kasus hariannya mulai mengalami penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini