Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat pemula yang ingin menginvestasikan dana yang didapat dari Tunjangan Hari Raya (THR) sebaiknya mengetahui profilnya terlebih dahulu dan tidak langsung masuk pada aset-aset dengan risiko tinggi.
Perencana Keuangan Senior Aidil Akbar Madjid mengatakan, bagi masyarakat yang masih pemula atau belum memiliki pengetahuan yang kuat dalam berinvestasi sebaiknya mengetahui profil risiko investornya.
“Harus belajar dulu dan mengerti risikonya. Apa dia berani uangnya hilang? Karena banyak orang yang nekat investasi duluan, terus rugi, baru belajar, kan sayang duitnya hilang,” katanya saat dihubungi pada Rabu (5/5/2021).
Aidil melanjutkan, apabila profil investor tersebut konservatif atau moderat, ia merekomendasikan untuk masuk pada aset dengan risiko rendah. Beberapa contoh aset tersebut adalah tabungan deposito, obligasi ritel, sukuk ritel, dan emas.
Meski demikian, ia juga menyarankan untuk menyisihkan sebagian kecil uangnya untuk diletakkan pada aset berisiko seperti saham. Hal ini dilakukan untuk menguji daya tahan calon investor pada aset-aset berisiko tinggi.
“Kalau sudah kenal risikonya, baru bisa masuk ke aset-aset lain yang high risk, seperti saham, reksa dana saham, atau aset kripto,” lanjutnya.
Aidil melanjutkan, apabila ingin memulai investasi, masyarakat disarankan mengalokasikan sekitar 15 persen hingga 20 persen dari gaji atau Tunjangan Hari Raya (THR) yang didapat.
Sementara, sisanya dialokasikan untuk kebutuhan hari raya yang esensial seperti THR untuk orang-orang yang membutuhkan, zakat fitrah, dan konsumsi-konsumsi terkait.
Meski demikian, ia mengatakan calon investor juga dapat mengalokasikan sebagian besar dananya untuk belajar berinvestasi. Hal ini karena tidak adanya kegiatan mudik lebaran pada tahun ini sehingga jumlah uang yang terpakai dari THR akan lebih sedikit.
“Biasanya kegiatan mudik akan menyerap 50 persen dari THR. Kalau mau, mereka bisa menggunakannya untuk belajar investasi,” pungkas Aidil.
Hal senada diungkapkan Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus. Ia menuturkan masyarakat atau investor yang ingin menginvestasikan dana yang didapat dari THR dapat memilih sejumlah aset yang ada.
Kendati demikian, ada beberapa hal yang perlu diketahui investor sebelum menaruh dananya pada sebuah aset,salah satunya adalah profil risiko investor. Ia memaparkan, apabila investor memiliki toleransi tinggi pada risiko, maka aset saham bisa menjadi pilihan.
“Karena sifatnya yang high risk, high reward, saham juga cocok untuk masyarakat yang memiliki timeframe jangka panjang dalam berinvestasi, diatas 3 tahun,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (5/5/2021).
Sebaliknya, investor yang ingin bermain aman atau konservatif dapat memilih aset berupa obligasi atau deposito. Ia menambahkan, kedua aset ini juga cocok bagi investor yang hanya ingin berinvestasi dalam jangka pendek dan menengah antara 1 hingga 3 tahun.
Masyarakat yang ingin melakukan diversifikasi investasi juga dapat mengetahui besaran porsi masing-masing aset dari profil investornya. Profil investor agresif dan memiliki jangka waktu investasi yang panjang direkomendasikan untuk menaruh 60 persen dananya pada saham, 30 persen di obligasi, dan sisanya pada deposito.
Sementara, bagi masyarakat yang memiliki profil agresif tetapi berjangka waktu pendek, Nico Menyarankan untuk memasang strategi 4-4-2, yakni 40 persen uang pada aset saham, 40 persen lainnya untuk obligasi, dan 20 persen pada deposito.
Selanjutnya, bagi investor dengan profil risiko moderat, mereka dapat menaruh 50 persen dananya pada saham, 30 persen pada aset obligasi dan sisanya deposito. Sedangkan, investor konservatif dapat menaruh 60 persen dananya di pasar obligasi, 30 persen pada aset saham dan 20 persen tersisa di deposito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel