Importir: Harga Pangan Dunia Terus Naik, Impor Mulai Terbatas

Bisnis.com,09 Mei 2021, 17:53 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – Para pelaku usaha memutuskan untuk melanjutkan impor sejumlah komoditas pangan meskipun harga secara global terus mengalami kenaikan. Impor dilakukan dalam jumlah terbatas untuk memenuhi kebutuhan domestik.

“Sepanjang masih ada permintaan dari customer kami selalu sediakan stoknya. Namun memang jumlahnya terbatas,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri, Minggu (9/5/2021).

Dia menjelaskan ketersediaan daging sapi impor di dalam negeri tak selalu dipengaruhi oleh kondisi harga impor. Menurutnya, hal ini juga dipengaruhi oleh stok di negara pemasok.

Adapun, Australia sebagai negara pemasok terbesar daging sapi untuk Indonesia tengah melalui proses pemulihan populasi usai stok sapi di negara tersebut turun drastis.

“Barang itu belum tentu ada, meskipun ada harga dan importir menyanggupi, dari negara pemasok belum tentu tersedia,” lanjutnya.

Dari sisi harga pun daging sapi asal Australia disebutnya belum tentu masuk ke pasar dalam negeri. Dia memberi contoh harga di tingkat eksportir untuk daging sapi yang mencapai Rp105.000 per kilogram. Saat masa normal, harga daging sapi impor masih di level Rp95.000 per kilogram saat tiba di Tanah Air.

“Jadi kendalanya di situ. Dan pasokan dari negara lain pun terbatas karena dari sisi kualitas dari Australia tetap lebih baik,” kata dia.

Terpisah, Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayat mengatakan bahwa importir kedelai tetap melanjutkan importasi selama permintaan masih ada. Hal ini setidaknya tecermin dari volume impor pada 2020 yang masih cukup tinggi meskipun tren kenaikan harga telah terlihat.

“Sejauh ini impor tergantung demand dan dari perajin pun masih melakukan pembelian,” kata dia.

Sepanjang 2020, impor biji kedelai Indonesia mencapai 2,47 juta ton. Volume ini 200.000 ton lebih rendah dibandingkan dengan importasi pada 2019 yang mencapai 2,67 juta ton.

“Kalau jelang Lebaran permintaan memang terbatas. Namun untuk setelah Lebaran kami akan lihat lagi. Saya perkirakan permintaan tetap bagus,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini