Fintech Crowdo Akomodasi Pinjaman Modal Kerja UKM eFishery

Bisnis.com,12 Mei 2021, 18:50 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Crowdo/twitter-@crowdoHQ

Bisnis.com, JAKARTA — Crowdo's NeoBank besutan PT Mediator Komunitas Indonesia (Crowdo) resmi berkolaborasi dengan eFishery untuk menjangkau akses pendanaan ekosistem pembudidaya ikan di 23 provinsi di Indonesia.

Dalam kolaborasi ini, Crowdo selaku platform teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) lending yang mengintegrasikan solusi digitalisasi operasional dengan pembiayaan dan perbankan akan memperkuat program Kabayan atau 'Kasih, Bayar Nanti' sebagai komponen utama dari layanan eFisheryFund.

Daniel Silalahi, Chief Commercial Officer Crowdo Indonesia menekankan bahwa pihaknya membantu UKM agar dapat dengan mudah melakukan transaksi rantai pasokan secara online sambil menerima rekomendasi khusus untuk produk pembiayaan dan perbankan dengan mulus.

UKM dalam hal ini, yaitu para pembudidaya ikan di Indonesia, pun dapat tetap fokus mengembangkan usahanya tanpa perlu khawatir akan modal kerja untuk membiayai usahanya.

"Kemitraan antara Crowdo’s Neobank dan eFishery menunjukkan bagaimana dampak teknologi keuangan tidak hanya terbatas pada bisnis online tetapi juga dapat berdampak positif pada industri konvensional," ujarnya, dikutip Rabu (12/5/2021).

Kabayan merupakan program pembelian keperluan budidaya dengan sistem tenor yang dapat dimanfaatkan oleh para pembudidaya ikan untuk memperoleh produk eFishery seperti eFisheryFeeder dan pakan ikan. Dengan menjadi salah satu mitra keuangan eFishery, Crowdo dapat memberikan fasilitas pinjaman langsung kepada pembudidaya melalui fitur Kabayan tersebut.

Kolaborasi antara fitur-fitur Neobank dan platform Aquaculture Intelligence ini diharapkan membuat komunitas pembudidaya ikan dan udang eFishery akan menikmati rangkaian lengkap teknologi dan layanan Neobank Crowdo seperti mesin penilaian kredit yang didukung kecerdasan buatan, proses underwriting yang sepenuhnya digital, akses ke pendanaan, dan platform digitalisasi rantai pasokan.

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan dan Budidaya, pandemi Covid-19 telah berdampak negatif pada margin pembudidaya ikan dan udang sebesar 20 hingga 30 persen karena penurunan harga eceran dan kenaikan biaya.

Situasi ini berdampak negatif pada situasi pembudidaya ikan yang membutuhkan lebih banyak modal untuk membeli pakan ikan sementara konsumsi pasar semakin menurun.

Pemerintah melalui program percepatan peningkatan produksi perikanan budidaya dan keterkaitan perikanan berupaya merevitalisasi industri ini. Sementara itu, eFishery dengan kecerdasan akuakulturnya, dan Crowdo dengan digitalisasi rantai pasokan serta solusi perbankan dan pembiayaannya pun memiliki peran unik untuk dimainkan dalam mendukung tujuan pemerintah ini.

"Pembudidaya ikan sangat sulit untuk mendapatkan pembiayaan karena pola bisnisnya dianggap memberikan resiko yang tidak pasti [uncertain risk]. Padahal dengan pendekatan yang tepat, bisnis budidaya ikan bisa sangat menguntungkan," ungkap CEO & Co-Founder eFishery, Gibran Huzaifah.

Oleh sebab itu, harapannya melalui data dan teknologi yang eFishery miliki, tercipta hubungan pembudidaya dengan institusi keuangan dan pada akhirnya membuka akses bagi para pembudidaya ikan terhadap produk-produk pembiayaan.

"Kerjasama dengan Crowdo ini diharapkan mampu memberikan dukungan bagi para pembudidaya untuk meningkatkan usaha budidayanya dan pada akhirnya industri perikanan bisa lebih produktif melalui inklusi finansial yang sesungguhnya," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini