Susah! KCI Kewalahan Atur Prokes Penumpang KRL Jabodetabek

Bisnis.com,14 Mei 2021, 12:18 WIB
Penulis: Newswire
Kereta Rel Listrik melintas didekat Stasiun Tanah Abang, di Jakarta, Jumat (10/4). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan menyesuaikan operasional kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek sejalan dengan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Sesuai aturan PSBB, maka operasional KRL di pemerintah provinsi DKI Jakarta dimulai pukul 06.00 WIB dan berakhir hingga 18.00 WIB. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengaku kewalahan dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat terhadap penumpang KRL Jabodetabek.

Vice President Corporate Secretary PT KCI Anne Purba mengakui memang kewalahan mengatur prokes penumpang mengingat saat libur Lebaran ini kriteria penumpang adalah penumpang musiman yang tidak terbiasa menjalankan prokes.

Kendati demikian, pihaknya berjanji akan melakukan perbaikan pengaturan penumpang usai mendapatkan kritikan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

"Kami akan berkoordinasi dengan PT KAI [Kereta Api Indonesia] dengan meningkatkan pengaturan petugas untuk memperketat pengawasan sehingga jalankan prokes," kata Anne, Jumat (14/5/2021).

Menurutnya, sejumlah stasiun akan menjadi perhatian karena berisiko terjadi lonjakan penumpang, yaitu Stasiun Tanah Abang, Stasiun Manggarai, Stasiun Pasar Minggu, Stasiun Bogor, serta Stasiun Bekasi.

Menhub Budi secara blak-blakan menyebut KCI selaku operator KRL Jabodetabek tidak profesional dalam mengatur jumlah penumpang, sehingga berisiko menjadi klaster Covid-19.

"Saya menilai PT KCI tidak profesional, sehingga terjadi penumpukan penumpang kereta api dan ini sangat tidak kita harapkan," ujarnya.

Selama sekitar satu jam berada di Stasiun Manggarai, Menhub mengatakan dalam satu gerbong ada lebih dari 70 penumpang sehingga tidak terdapat jaga jarak yang berpotensi menjadi kluster baru. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk semua pihak yang mengelola transportasi massal untuk terus melakukan prokes dan tidak terjadi lagi di semua daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini