BPJS Ketenagakerjaan Bidik Dana Kelolaan Rp542 Triliun pada Akhir Tahun

Bisnis.com,17 Mei 2021, 12:20 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Peserta BP Jamsostek berkomunikasi dengan petugas pelayanan saat mengurus klaim melalui layar monitor dan tanpa kontak langsung di Kantor Cabang BP Jamsostek di Menara Jamsostek, Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — BPJS Ketenagakerjaan menargetkan peningkatan dana kelolaan hingga Rp56 triliun sepanjang 2021. Target itu dikejar melalui peningkatan jumlah peserta, tingkat kepesertaan aktif, hingga pengelolaan investasi yang optimal.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK Anggoro Eko Cahyo dalam diskusi secara daring dengan para pemimpin redaksi media pekan lalu. Anggoro menjabarkan bahwa pihaknya menargetkan pertumbuhan dana kelolaan program jaminan sosial ketenagakerjaan yang optimal.

Menurutnya, BPJAMSOSTEK menargetkan jumlah dana kelolaan mencapai Rp542,4 triliun pada 2021. Jumlah tersebut meningkat Rp56,02 triliun atau 11,5 persen (year-on-year/yoy) dari posisi Desember 2020 senilai Rp486,38 triliun.

"Realisasi pencapaian dana investasi pada Maret 2021 telah mencapai Rp490,7 triliun," ujar Anggoro.

Sepanjang kuartal I/2021, BPJAMSOSTEK telah meningkatkan dana investasinya sebesar Rp4,39 triliun atau 7,79 persen dari total target peningkatan dana tahun ini. Artinya, dalam tiga kuartal tahun ini badan tersebut harus menggenjot peningkatan aset hingga Rp51,6 triliun, atau rata-rata Rp17,2 triliun setiap kuartalnya.

Anggoro optimistis target pertumbuhan dana investasi itu dapat tercapai seiring mulai pulihnya kondisi perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Sinyal positif pun mulai terlihat dari kinerja investasi BPJAMSOSTEK, misalnya hasil investasi program jaminan pensiun (JP) yang melebihi target kuartal I/2021.

BPJASMSOSTEK mencatat bahwa hasil investasi program JP mencapai Rp1,36 triliun atau mencapai 109,2 persen dari target kuartal I/2021 sebesar Rp1,25 triliun. Meskipun begitu, hasil investasi dari program lainnya masih ada yang belum mencapai target, seperti program jaminan hari tua (JHT) senilai Rp5,3 triliun atau mencakup 76,7 persen dari target sebesar Rp6,9 triliun.

"Pencapaian hasil investasi jika dibandingkan dengan target 2021 telah mencapai 20,86 persen, sedangkan jika dibandingkan dengan target bulan Maret 2021 telah mencapai 83,4 persen atau Rp7,8 triliun," ujar Anggoro.

Menurutnya, saat ini terdapat 128,45 juta orang angkatan kerja di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 90 juta orang di antaranya memenuhi kriteria untuk menjadi peserta jaminan sosial keternagakerjaan.

Nyatanya, baru 48,64 juta pekerja yang menjadi peserta BPJAMSOSTEK dan tidak seluruhnya berstatus aktif, yakni hanya 27,8 juta orang. Anggoro menyebut bahwa cakupan peserta aktif itu masih sekitar 35,3 persen dari total pekerja Indonesia.

Pada tahun ini, BPJAMSOSTEK menargetkan jumlah peserta aktif akan mencapai 37 juta orang, artinya masih terdapat selisih sekitar 9,2 juta orang untuk mencapai target tersebut. Anggoro menilai bahwa peningkatan jumlah kepesertaan menjadi salah satu faktor penting dalam menggenjot pertumbuhan dana kelolaan investasi program jaminan sosial ketenagakerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini