Yield Treasury AS Merosot, Emas Naik ke Level Tertinggi Tiga Bulan

Bisnis.com,17 Mei 2021, 14:25 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas naik ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir pada Senin (17/5/2021) di tengah pelemahan imbal hasil obligasi turun dan data ritel AS.

Selain itu, lonjakan kasus virus corona di sejumlah negara di Asia juga memicu penguatan harga emas karena pelaku pasar mulai mencari aset safe haven.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka kontrak Juni 2021 di bursa Comex terpantau menguat 0,84 persen atau 15,50 poin ke level US$1.853,60 per troy ounce pada pukul 13.44 WIB.

Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,58 persen atau 10,68 poin ke level US$1.854,11 per troy ounce.

Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun menurun menyusul laporan penjualan ritel AS stagnan pada bulan April, meleset dari ekspektasi kenaikan 1 persen.

Presiden Federal Reserve Bank Cleveland Loretta Mester sebelumnya memperkirakan data akan berfluktuasi karena ekonomi dibuka kembali dan menyatakan bahwa kebijakan bank sentral AS berada di posisi yang baik saat ini.

Setelah merosot pada kuartal pertama, emas membaik di tengah ketidakpastian atas laju pemulihan global dari pandemi, meningkatnya ekspektasi inflasi, dan jaminan dari The Fed bahwa kebijakan moneter akan tetap akomodatif.

Investor diperkirakan akan kembali mengincar aset safe haven, dengan manajer hedge fund mulai meningkatkan ekspektasi bullish emas ke level tertinggi dalam tiga bulan.

Sementara itu, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan kepemilikan dalam reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dengan underlying asset emas naik untuk hari keenam berturut-turut.

"Data ekonomi yang lebih buruk mengurangi kekhawatiran investor tentang pengurangan stimulus Fed," kata analis DailyFX Margaret Yang, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, Singapura dan Taiwan yang sebelumnya terbukti sukses mengatasi mengatasi Covid-19 kembali memberlakukan pembatasan agresif dan memperketat perjalanan antara satu sama lain menyusul adanya peningkatan kasus. China sedang menghadapi gejolak, dan Thailand mengalami gelombang kasus terburuk.

"Meningkatnya permintaan untuk lindung nilai inflasi mungkin telah memberikan dukungan yang baik untuk harga emas, karena beberapa negara Asia-Pasifik menghadapi gelombang baru wabah Covid-19," kata Yang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini