Gencatan Senjata Belum Dicapai, 4 Orang Termasuk Jurnalis Tewas di Gaza

Bisnis.com,19 Mei 2021, 16:42 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Roket ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel./Reuters/Mohammed Salem

Bisnis.com, JAKARTA - Upaya mendorong gencatan senjata antaraa Israel dan Hamas di Palestina belum membuahkan hasil. Sementara itu, serangan Israel ke Jalur Gaza belum juga mereda. Hingga Rabu (19/5/202), serangan negeri Zionis itu menewaskan empat orang, termasuk seorang jurnalis.

Dilansir dari Al Jazeera, serangan udara Israel telah menghancurkan tujuh rumah, sebuah pusat kegiatan pemuda di selatan Khan Younis dan sebuah yayasan amal di Rafah.

“Empat warga Palestina tewas di Radwan, termasuk seorang jurnalis di bagian barat Gaza, dan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak laki-laki setelah apartemen mereka hancur di Gaza,” dikutip dari laporan Al Jazeera.

Jurnalis yang menjadi korban meninggal adalah Yusef Abu Hussein. Dia bertugas sebagai jurnalis radio di al-Aqsa Voice, menurut kantor berita Palestina, Wafa dan Shehab.

Adapun keluarga al-Astal, salah satu penghuni yang rumahnya juga hancur bersama gedung lainnya, berhasil selamat setelah mendengar adanya peringatan serangan hanya 5 menit sebelum serangan udara menghantam.

Hingga saat ini 219 orang Palestina tewas, termasuk 63 anak-anak di Gaza sejak 10 Mei. Sekitar 1.500 orang terluka dan 72.000 warga Palestina kehilangan tempat tinggal.

Sementara itu, pada Selasa, menteri luar negeri Uni Eropa berkumpul untuk menyerukan gencatan senjata guna menghentikan kekerasan di Palestina. Namun, mereka gagal mencapai suara bulat.

Pertemuan virtual tersebut dihadiri oleh 26 menteri luar negeri yang dipimpin oleh Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, tetapi tidak dihadiri oleh Hungaria, sekutu dekat Israel.

Sementara itu, New York Times melaporkan upaya diplomatik juga dilakukan oleh Prancis untuk mendesak adanya gencatan senjata pada Dewan Keamanan (DK) PBB pada Rabu.

Baik Israel dan Hamas telah memperlihatkan sinyal positif untuk gencatan senjata, tetapi serangan dari kedua pihak tidak juga terlihat mereda, menjadikan agresi ini yang paling mematikan sejak serangan pada 2014.

Secara umum, Uni Eropa mendukung hak Israel untuk melakukan pembelaan diri, tetapi juga mengungkapkan kekhawatiran banyaknya korban yang berjatuhan dari dua pihak.

Pada Selasa, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan setelah berkonsultasi dengan Mesir dan Yordania telah memasukkan draf resolusi gencatan senjata untuk mendapatkan dukungan dari 15 anggota DK PBB.

Namun, dukungan dari Amerika Serikat sebagai salah satu anggota tetap DK PBB masih belum dapat dipastikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini