Q2/2021, Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Sulit Dicapai

Bisnis.com,19 Mei 2021, 23:55 WIB
Penulis: Jaffry Prabu Prakoso
Siluet gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah bakal fokus menggenjot konsumsi rumah tangga, lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT), dan investasi atau pembentuk modal tetap bruto (PMTB) untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen di kuartal II/2021. Akan tetapi angka tersebut dianggap masih sulit tercapai.

Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 akan banyak dipengaruhi pada konsumsi masyarakat.

“Dalam konteks ini, pertumbuhan konsumsi masyarakat akan dipengaruhi faktor seasonal Ramadan dan Lebaran. Umumnya kedua faktor ini mendorong meningkatnya permintaan barang dan jasa dari masyarkat,” katanya saat dihubungi, Rabu (19/5/2021).

Bukan hanya itu, Yusuf menjelaskan bahwa basis perhitungan triwulan II/2020 sebesar minus 5,32 persen secara tahunan dan merupakan kontraksi terdalam berdampak pada terdorongnya ekonomi ke level positif. Pertumbuhan belanja pemerintah juga akan ikut mendorong realisasi pertumbuhan positif.

“Hanya, kami melihat target pertumbuhan untuk bisa tumbuh sampai dengan 7 persen akan relatif sulit untuk dicapai,” jelasnya.

Yusuf menuturkan bahwa alasan pertama adalah daya beli belum kembali seperti sebelum terjadi pandemi Covid-19.

Hal ini selain dipengaruhi beberapa bantuan pemerintah yang sudah ditarik seperti subsidi gaji dan bantuan sosial tunai (BST) untuk kelas pendapatan menengah. Upah untuk kelas pendapatan bawah juga masih akan relatif dinamis.

Terlihat dari tingkat pengangguran pada Februari juga relatif tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ditambah komposisi pekerja informal yang masih besar jika dibandingkan sebelum pandemi. Oleh karena itu, Core Indonesia memproyeksi ekonomi pada triwulan II/2021 berkisar 4 persen.

Saat ini, tambah Yusuf, yang paling mungkin dilakukan pemerintah dari sisi konsumsi adalah dengan meningkatkan bantuan perlindungan sosial.

Melanjutkan bantuan BST menurutnya merupakan langkah yang bagus. Lalu dikombinasikan dengan memperluas cakupan penerima.

Kemampuan pemerintah dalam menciptakan atau menstimulasi penciptaan lapangan kerja juga akan ikut berpengaruh dalam mendorong konsumsi rumah tangg.

“Dalam konteks ini, upaya bantuan untuk UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah] bisa menjadi solusi sementara dalam upaya serapan tenaga kerja,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini