Berkomitmen Tingkatkan Modal, Bank Ganesha (BGTG) Bakal Gandeng Investor?

Bisnis.com,19 Mei 2021, 23:46 WIB
Penulis: Khadijah Shahnaz
Direktur Utama Bank Ganesha Lisawati (tengah) berfoto diapit Direktur Setiawan Kumala (kiri) dan Direktur Sugiaeto Surjadi (kanan) usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Ganesha Tbk di Jakarta, Rabu (19/5/2021). Bisnis/Khadijah Shahnaz

Bisnis.com, Jakarta - PT Bank Ganesha Tbk. menyatakan perseroan masih mempelajari opsi yang akan diambil terkait rencana penambahan modal inti.

Presiden Direktur Bank Ganesha Lisawati mengatakan Bank Ganesha berkomitmen dalam meningkatkan modal inti sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Beberapa rencana yang sempat jadi pertimbangan perseroan, seperti membuka diri untuk masuknya mitra strategis. Namun, jika investor baru idak  kunjung ada, lanjutnya, pemilik modal existing akan tetap melakukan penambahan modal.

"Saat ini kami masih mempelajari opsi yang mana terbaik untuk diambil dan menjadi grand design," ujar Lisawati dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Bank Ganesha, Rabu (19/5/2021).

Lisawati berharap pada semester dua tahun ini rencana penambahan modal tersebut sudah menemui titik jelas. 

Adapun, sesuai peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Ganesha perlu meningkatkan modal intinya menjadi minimal sebesar Rp2 triliun pada tahun ini dan menjadi Rp3 triliun pada 2022.

Bank Ganesha mengungkapkan, rasio kecukupan permodalan (capital adequacy ratio/CAR) perseroan masih cukup kuat yakni di level 35,70% pada akhir 2020, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berada di level 32,84%. 

Sementara itu, jumlah aset emiten berkode saham BGTG ini tercatat tumbuh 11,55% menjadi Rp5,36 triliun. Dari sisi bisnis penghimpunan dana, total dana pihak ketiga yang dihimpun mencapai Rp4,12 triliun, tumbuh 14,08% didorong peningkatan dana giro dan tabungan masing-masing sebesar 126,41% dan 53,29%. 

Di sisi lain, bisnis penyaluran kredit mengalami kontraksi menjadi Rp2,64 triliun atau menurun 11,78 persen secara year on year (yoy). Hal ini karena bisnis para debitur mengalami pelemahan dan sebagian debitur melunasi kreditnya serta terbatasnya permintaan kredit yang berkualitas. Selain itu, perseroan juga mengambil strategi untuk lebih selektif menyalurkan kredit, mengingat kondisi ekonomi yang kurang mendukung di masa pandemi Covid-19.

BGTG membukukan perolehan laba sebelum pajak pada 2020 sebesar Rp5 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena penurunan portofolio kredit, berkurangnya pendapatan bunga sebagai akibat penundaan/keringanan pembayaran bunga bagi debitur yang terdampak Covid-19.

Selain itu, penurunan laba ini juga lantaran perseroan secara konservatif membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) untuk mengantisipasi meningkatnya risiko kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini