Peran Penting Wirausaha Muda Menuju Ekonomi Hijau

Bisnis.com,22 Mei 2021, 13:24 WIB
Penulis: Dewi Andriani
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menghadiri peluncuran Golden Wood Coffee di Pendopo Kab. Situbondo, Minggu (18/4/2021)/ Bappenas

Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan wirausaha muda di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Namun, ketimpangan dalam akses ke pelatihan dan pengetahuan telah menghambat pertumbuhan ekosistem kewirausahaan pemuda.

Demikian hasil penelitian dari laporan tentang Youth Entrepreneurship Ecosystem pada tahun 2021 dari UNDP Indonesia bersama Citi Foundation dan Islamic Development Bank.

Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura menuturkan bahwa pemuda memegang peranan penting dalam transisi Indonesia menuju ekonomi hijau, seperti juga yang disampaikan oleh CEO Citi Indonesia Barata Sianturi.

Menurutnya, keberhasilan pemulihan Indonesia pasca Covid-19 bertumpu pada dua hal utama yakni lanskap negara tentang ekonomi hijau dan kesiapan populasi mudanya.

"Karena kita diingatkan oleh pandemi untuk mengubah ekonomi ke jalur hijau tanpa limbah, populasi pemuda dapat mendorong perubahan sosial dengan kewirausahaan hijau," ujar Norimasa Shimomura, Perwakilan UNDP Indonesia.

Untuk itulah, perlu memperkuat ekosistem kewirausahaan muda di tengah pandemi Covid-19 untuk mendukung pemulihan Indonesia menuju pemulihan ekonomi hijau pasca pandemi.

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan perlu adanya keterlibatan kaum muda seiring dengan persiapan pemerintah dalam meluncurkan Strategi Nasional Kewirausahaan Pemuda.

“Saat kami mulai mempercepat pembangunan negara dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), penting bagi kami untuk memberikan dukungan dan sumber daya yang memadai bagi wirausahawan muda untuk mengembangkan gagasan mereka menuju pertumbuhan yang lebih berkelanjutan," tuturnya.

Sementara itu, ada lima pilar yang menjadi tantangan kritis dalam pengembangan kewirausahaan muda di Indonesia.

Pertama, talent, yang melihat ketidaksetaraan dalam pengembangan bakat. Selanjutnya, culture, yang bertujuan untuk menghubungkan nilai-nilai budaya dengan pemuda wirausaha di pedesaan. Tiga, kepadatan, yang menonjolkan ketimpangan ruang fisik dan akses internet. Empat, capital, yang membahas tentang gap antara capital inflow dan young entrepreneur. Lima, implementasi Regulatory untuk peningkatan kualitas produksi oleh pengusaha muda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini