Aktivis Boikot Pasokan Bahan Baku ke McDonald's Inggris

Bisnis.com,23 Mei 2021, 10:31 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Papan tanda menyala pada malam hari di restoran McDonald's Corp. di Los Angeles, California, AS/Bloomberg-Kyle Grillot

Bisnis.com, JAKARTA — Aktivis hak-hak hewan memblokir pasokan ke sekitar 1.300 restoran Inggris yang dioperasikan oleh McDonald's Corp. dalam upaya membujuk raksasa makanan cepat saji itu untuk mengadopsi menu nabati.

Sekitar 50 pengunjuk rasa dari Animal Rebellion telah memblokir keempat pusat distribusi perusahaan di Inggris, kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan. Dengan menggunakan truk dan struktur bambu, kelompok itu hendak melakukan protes setidaknya selama 24 jam.

“McDonald's hanyalah simbol dari masalah yang jauh lebih besar, seluruh industri peternakan. Protes yang terjadi di seluruh negeri ini menyerukan kepada industri peternakan tentang peran mereka dalam krisis iklim global," ,” menurut Animal Rebellion, mengutip Bloomberg, Minggu (23/5/2021).

Seorang juru bicara McDonald's mengatakan perusahaan tersebut tengah mengalkukalasikan dampak tersedantnya pengiriman ke restoran terhadap setiap menu.

Sementara itu, pemasok daging menghadapi tekanan yang meningkat dari konsumen dan investor karena para ilmuwan mengatakan bahwa industri tersebut adalah penyumbang utama emisi metana dan penggundulan hutan. Peternakan menyumbang 14,5 persen dari emisi gas rumah kaca secara global.

Animal Rebellion, sebuah grup yang bersekutu dengan gerakan pendudukan iklim, Extinction Rebellion, sebelumnya menargetkan kantor yang terkait dengan raksasa pangan Cargill Inc. dan pasar daging Smithfield yang bersejarah di London.

Chief Executive Officer McDonald's Chris Kempczinski sebelumnya menyebut makanan nabati sebagai tren konsumen yang sedang berlangsung. Jaringan restoran terbesar di dunia ini telah  meluncurkan burger McPlant di beberapa pasar, juga memiliki pengaturan pasokan dengan Beyond Meat Inc., pembuat pengganti daging berbahan nabati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini