Emiten Pelayaran Bakal Cuan Tahun Ini, Simak Rekomendasinya!

Bisnis.com,24 Mei 2021, 20:29 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Aktivitas PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS). Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelayaran dipastikan kian cemerlang pada tahun ini, terutama karena faktor jasa pengangkutan sektor komoditas.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengungkapkan, sektor pelayaran dapat dikatakan sama seperti bisnis logistik lainnya, yakni memberikan jasa pengangkutan maupun pemindahan dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan moda transportasi.

Pelayaran merupakan moda transportasi dengan menggunakan kapal yang disesuaikan kargo yang diangkutnya, baik itu curah, minyak dan gas, kontainer, roro (kendaraan), komoditas, dan lainnya.

"Tentunya sangat bergantung dengan seberapa besar nilai kontrak yang diperoleh atas jasa yang diberikan. Sementara itu, seberapa besar kontrak yang diperoleh akan tergantung dari bisnis utamanya," ujarnya kepada Bisnis, Senin (24/5/2021).  

Artinya, para investor harus melihat kekuatan bisnis utama masing-masing emiten pelayaran. Misalnya, jasa angkut migas harus melihat kondisi industri migas.

"Kalau migas lagi turun dimana permintaan akan migas berkurang maka pengangkutan migas pun juga akan berkurang dan berimbas pada penurunan jasa pengangkutan migas tersebut," ungkapnya.

Dengan demikian, di saat harga batu bara dan minyak mentah tengah melambung, emiten-emiten angkutan terkait turut mendapatkan berkahnya.

Sejumlah saham yang menarik, baik dari sisi valuasi maupun likuiditasnya ada PT Pelita Samudera Shipping Tbk. (PSSI), PT Buana Listya Tama Tbk. (BULL), PT Sillo Maritime Perdana Tbk. (SHIP), dan PT Soechi Lines Tbk. (SOCI). Emiten-emiten tersebut direkomendasikan karena rasio P/E yang tergolong masih rendah.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menuturkan prospek dari sektor pelayaran terutama pengangkut komoditas cukup baik. Apalagi pengangkutan yang melayani ekspor.

"Harga komoditas yang meningkat membuat emiten-emiten yang mengangkut komoditas ini juga kecipratan untung akibat produsen yang juga berusaha meningkatkan volume penjualan mereka selagi harga komoditasnya tinggi," kata dia. 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini