Indosat dan Tri Merger, Bos Tower Bersama (TBIG) Ungkap Dampaknya bagi Bisnis Menara

Bisnis.com,28 Mei 2021, 16:35 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Herman Setya Budi (kiri) didampingi Direktur Helmy Yusman Santoso memberikan penjelasan, usai RUPST di Jakarta, Selasa (21/5/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana akuisisi dan merger antara PT Indosat Tbk. (ISAT) dengan PT Hutchison 3 diyakini akan berdampak positif bagi sektor menara telekomunikasi dalam jangka panjang.

Presiden Direktur PT Tower Bersama Infratructure Tbk (TBIG) Herman Setiabudi menjelaskan, pihaknya telah memprediksi terjadinya merger antara Indosat dan Tri sejak beberapa waktu belakangan. Menurut Herman, cepat atau lambat, merger tersebut pada akhirnya akan terjadi.

Ia mengatakan, rencana merger tersebut akan menimbulkan sejumlah dampak bagi industri menara telekomunikasi. Dalam jangka pendek, menurutnya pihak penyewa menara telekomunikasi seperti TBIG akan terdampak negatif.

“Akan sedikit terdampak kurang baik untuk jangka pendek. Karena merger itu pastinya akan terjadi konsolidasi aset-aset, seperti menara kedua perusahaan yang beririsan satu sama lain,” jelasnya dalam paparan publik perusahaan pada Jumat (28/5/2021).

Kendati demikian, Herman mengatakan, pihak pemilik menara telekomunikasi akan terdampak secara positif untuk jangka menengah dan panjang. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh kenaikan jumlah dana yang dimiliki setelah merger yang umumnya akan dilakukan untuk berekspansi.

Seiring upaya ekspansi tersebut, lanjut Herman, kebutuhan operator telekomunikasi untuk menara-menara juga akan meningkat.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan, pihaknya tetap menargetkan pertumbuhan tenant yang tinggi sepanjang tahun 2021.

Helmy memaparkan, setelah merampungkan akuisisi menara PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST) pihaknya berhasil menambah sebesar 4.400 tenant dari target 7.400 yang ditetapkan untuk tahun ini.

Ia menuturkan, pihaknya mengincar 3.000 tenant yang tersisa melalui pertumbuhan organik. Seiring dengan hal tersebut, TBIG telah menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini