Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) lending telah menyalurkan pinjaman Rp181,67 triliun per Maret 2021 dihitung dari awal industri berjalan.
Pembiayaan tercatat ini berasal dari 138 penyelenggara yang memperoleh pengawasan dalam rezim OJK. Perinciannya, 57 penyelenggara berizin dan 81 penyelenggara terdaftar.
Dari seluruh platform resmi di bawah naungan OJK tersebut, setidaknya terdapat 13 platform yang mendominasi pangsa pasar, dan telah mampu mencatatkan akumulasi penyaluran pinjaman menembus Rp2 triliun sejak platform tersebut beroperasi.
Berikut merupakan capaian beberapa platform paling menonjol di Industri fintech P2P lending, yang berasal dari klaster multiguna, produktif, maupun syariah:
Klaster Konsumtif Mendominasi Top 3
Penyaluran kredit dalam klaster multiguna dijalankan olehPT Kredit Pintar Indonesia atau Kredit Pintar, yang berhasil menembus Rp16 triliun. Dana ini disalurkan menjadi pinjaman untuk 3 juta borrower.
Adapun, sepanjang periode 2021 ini Kredit Pintar telah mampu menyalurkan pinjaman Rp2 triliun, dengan sisa outstanding Rp1,2 triliun kepada sekitar 700 ribu borrower aktif, dan masih mampu mempertahankan tingkat keberhasilan pinjaman 90 hari (TKB90) bertahan 100 persen.
Peringkat kedua akumulasi pinjaman terbesar industri ditempati PT Kredit Utama Fintech Indonesia (Rupiah Cepat), yang juga berasal dari klaster multiguna.
Platform yang berdiri sejak Mei 2018 dan berizin OJK sejak Desember 2019 ini telah mencatatkan penyaluran pinjaman mencapai Rp9,7 triliun kepada 3,4 juta peminjam.
Rupiah Cepat mampu menggenjot penyaluran pinjaman sebesar Rp864,2 miliar pada tahun ini, dengan sisa outstanding Rp274,9 miliar kepada 286 ribu borrower aktif.
Penghuni Top 3 terakhir masih dipegang pemain klaster multiguna, yaitu PT Layanan Keuangan Berbagi atau DanaRupiah yang telah menyalurkan pinjaman total sebesar Rp7,5 triliun kepada sekitar 2 juta borrower, dengan otstanding tersisa mencapai Rp90 miliar.
Presiden Direktur DanaRupiah Entjik S. Djafar mengungkap bahwa pihaknya menargetkan penyaluran pinjaman sepanjang periode 2021 mampu mencapai Rp2,5 triliun, sehingga total penyaluran pinjaman setelah tutup buku akhir tahun mampu menembus Rp10 triliun.
"Caranya, dengan memperbesar penyaluran pinjaman sektor produktif ke UMKM community based. Kita sudah sempat coba ke komunitas petani jagung dan berhasil. Sayangnya setelah kita mau scale-up, sudah keburu pandemi," jelasnya dalam wawancara khusus bersama Bisnis, baru-baru ini.
Sektor Produktif Ramaikan Jajaran Elit
Berikutnya, PT Investree Radhika Jaya (Investree) yang berasal dari sektor produktif nyatanya mampu menempel ketat para penghuni Top 3. Platform yang telah 'mengekspor' layanannya ke Filipina & Thailand ini mencatatkan penyaluran pinjaman Rp6,91 triliun kepada 3.907 borrower sejak resmi beroperasi.
Selain itu, platform dengan lisensi konvensional sekaligus syariah untuk borrower yang membutuhkan produk invoice financing ini mencatatkan kontribusi penyaluran pinjaman sepanjang periode 2021 mencapai Rp1,17 triliun.
Terkini, outstanding tersisa dari pinjaman yang diberikan Investree mencapai Rp920,11 miliar dengan borrower aktif 2.664 entitas, dan TKB90 berada di 96,84 persen.
Platform dengan akumulasi penyaluran pembiayaan terbesar di urutan ke-4 diduduki AdaKami besutan PT Pembiayaan Digital Indonesia, yang telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp4,89 triliun sepanjang berdiri, dengan kontribusi Rp2,4 pada periode 2021.
Platform klaster multiguna yang juga menyentuh pelaku usaha mikro ini telah mampu menjangkau satu juta peminjam perorangan, dengan sisa outstanding mencapai Rp979 miliar.
CEO AdaKami Bernardino M Vega sempat mengungkap target sepanjang 2021 ini mampu menyentuh akumulasi penyaluran pinjaman sebesar Rp12 triliun kepada 10-15 juta borrower, lewat langkah ikut men-support nasabah loyal di sektor usaha mikro yang sebelumnya hanya meminjam dana bernilai kecil untuk kemudian memperbesar kapasitas usahanya.
Berikutnya, Super Financial Apps PT Lunaria Annua Teknologi yang memiliki brand KoinP2P KoinWorks juga menjadi jajaran platform P2P sektor produktif teratas, dengan penyaluran pinjaman Rp4,35 triliun sejak berdiri.
Platform yang portofolionya didominasi produk pinjaman modal kerja UMKM ini telah memiliki 720.526 pengguna yang bisa menjadi pendana (lender) sekaligus borrower. Adapun, pada Januari-April 2021 ini KoinWorks telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp891,88 miliar dengan pembiayaan tak lancar ditekan di angka 1,24 persen.
Menempel ketat pesaing terdekatnya, PT Mitrausaha Indonesia Grup atau Modalku telah mencatatkan penyaluran pinjaman di angka Rp4,32 triliun sejak berdiri hingga 30 April 2020 terkhusus platform Modalku di Indonesia.
Platform yang kerap menyasar borrower para pelaku e-commerce atau pemilik 'lapak' online ini berhasil menjangkau 14.751 peminjam institusi dan 45.268 peminjam individu dengan TKB90 bertahan di 96,27 persen.
Sepanjang tahun berjalan, Modalku memualurkan Rp438,33 miliar dengan sisa outstanding sebesar Rp150,07 miliar kepada 19.928 borrower aktif, yang terdiri dari 9.830 borrower institusi dan 10.098 borrower individu.
Adapun, platform yang berhasil menyentuh akumulasi penyaluran pinjaman di atas Rp3 triliun antara lain berhasil dicapai Easycash besutan PT Indonesia Fintopia Technology yang mampu mencatatkan akumulasi penyaluran Rp3,76 triliun sepanjang berdiri kepada 888.712 borrower.
Sepanjang 2021, platform klaster pinjaman multiguna cash loan ini telah mencatatkan kontribusi penyaluran Rp1,07 triliun dengan outstanding tersisa mencapai Rp439,2 miliar kepada 337.910 borrower aktif.
Berikutnya, PT Pasar Dana Pinjaman atau Danamas yang merupakan anak usaha emiten PT Sinar Mas Multiartha Tbk. atau SMAA (66,66 persen) bersama Itochu Corporation Japan sebesar (33,34 persen) mencatatkan akumulasi penyaluran pinjaman sejak berdiri mencapai Rp3,76 triliun kepada 1,4 juta borrower.
Sejak resmi beroperasi, Danamas tercatat telah berhasil merangkul 228.986 lender. Adapun, kinerja sejak awal 2021 telah mencapai Rp1,42 triliun, dengan sisa outstanding mencapai Rp405,58 miliar kepada 1,23 juta peminjam aktif dan tingkat keberhasilan pinjaman 90 hari (TKB90) bertahan di 99,98 persen.
PT Amartha Mikro Fintech atau Amartha pun masuk jajaran elit setelah mampu menyalurkan pinjaman lebih dari Rp3,66 triliun sepanjang berdiri kepada lebih dari 678.502 perempuan pengusaha ultra mikro di lebih dari 18.900 desa di Jawa,
Sumatra, dan Sulawesi dan TKB90 Total Amartha berada di 94,09 persen.
Hadi Wenas, Chief of Commercial Officer sempat mengungkap bahwa target pencairan Amartha pada periode 2021 ini mencapai Rp3 triliun dengan jumlah peminjam mencapai sekitar 800.000 mitra aktif.
Berikutnya, platform bertajuk 'Pinjam Yuk' besutan PT Kuaikuai Tech Indonesia mencatatkan akumulasi penyaluran Rp3,2 triliun sepanjang berdiri kepada 2 juta borrower.
Kinerja Pinjam Yuk pada periode 2021 mencatatkan penyaluran Rp125 miliar dengan sisa outstanding Rp47,5 miliar kepada 234.000 borrower aktif.
Sementara platform besutan PT Triputra Investindo Arya atau Grup Triputra bersama Validus Investment Holdings Pte, Ltd., bertajuk Batumbu (PT Berdayakan Usaha Indonesia) masuk ke dalam platform yang berhasil menyumbang akumulasi penyaluran pinjaman di atas Rp2 triliun.
Batumbu merealisasikan akumulasi penyaluran pinjaman sejak berdiri mencapai Rp2,6 triliun kepada 432 borrower. Adapun, kinerja sejak awal 2021 telah mencapai Rp1,12 triliun, dengan sisa outstanding mencapai Rp287,5 miliar kepada 275 peminjam aktif.
Terakhir, PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia atau Akseleran mencatatkan penyaluran pinjaman Rp2,4 triliun sejak berdiri sampai 30 April 2020 kepada 2.362 peminjam.
Sepanjang tahun berjalan, platform yang memiliki borrower UMKM andalan di sektor engineering, infrastruktur, mining, oil and gas, dan power ini menyalurkan Rp550,08 miliar, dengan sisa outstanding Rp290,47 miliar dari 307 borrower aktif, dan TKB90 bertahan di 99,11 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel