APPI Ramal Kinerja Meningkat Kuartal II/2021

Bisnis.com,29 Mei 2021, 01:13 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Selain nyaman, kabin bersih menghindarkan diri dari risiko penularan Covid-19. /Auto2000

 

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memperkirakan dampak kebijakan pemerintah memacu sektor otomotif dengan diskon PPnBM baru akan terlihat pada kuatal II/2021 ini.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan perbaikan kinerja yang ditunjukkan dengan pencairan kredit baru maupun pencairan kredit multiguna belum bisa terlihat secara instan. 

"Karena kita juga tergantung dealer, yang ternyata masih punya kendala keterbatasan stok mobil. PPnBM memang membuat kami tertopang dengan peningkatan penjualan ketimbang bulan-bulan di masa pandemi, tapi nilainya masih belum bisa setara dengan sebelum pandemi," jelasnya kepada Bisnis, Jumat (28/5/2021).

Suwandi menyebutkan kebijakan diskon PPnBM baru resmi berlangsung pada Maret 2021. Dengan kebijakan ini, dia berharap permintaan pembiayaan mobil dapat bertahan hingga beberapa bulan ke depan sepanjang program.

Para pengusaha multifinance berada dalam posisi sulit selama pandemi Covid-19. Rendahnya keinginan masyarakat untuk berkendara baru membuat kredit menjadi minus. 

Seperti diketahui, penyaluran kredit di segmen mobil baru hingga Maret 2021 mencapai Rp109,17 triliun per Maret 2021. Secara keseluruhan aset dari piutang pembiayaan mobil baru masih melanjutkan koreksi -18,94 persen (year-on-year/yoy).

Namun demikian, penurunan piutang mobil baru pada Maret 2021 memang tampak terbilang paling kecil dari tren penurunan bulanan sebelumnya, yang berkisar di Rp1 triliun. Penurunan pada akhir kuartal I/2021 ini hanya hanya 0,25 persen (month-to-month/mtm) dari kondisi Februari 2021 di Rp109,46 triliun.

Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim sepakat bahwa perbaikan nilai piutang pembiayaan terbukti baru mulai terasa pada awal kuartal II/2021.

"Kalau sampai Maret, memang benar run off masih lebih besar dari pembiayaan baru. Tapi per April [2021] di BCA Finance pembiayaan baru sudah lebih tinggi dari run off, jadi sudah mulai ada penambahan aset," jelasnya kepada Bisnis.

Pembiayaan baru do BCA Finance pada April 2021 telah melonjak tinggi ke Rp2,7 triliun, jauh lebih besar ketimbang Januari (Rp1,64 triliun, Februari (Rp1,35 triliun) dan Maret (Rp2,36 triliun).

Adapun, Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman mengungkap optimisme serupa. Bedanya, CNAF tidak merasakan penurunan berarti pads periode 2020 karena masih terus mencatatkan pertumbuhan, bahkan ketimbang capaian sebelum pandemi.

"Total aset kelolaan CNAF on dan off Book masih terjadi peningkatan sebesar 15 persen di kuartal I/2021 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi kredit pun terjadi peningkatan sebesar 6 persen [yoy] pada periode kuartal I/2021 ini," ungkapnya.

Ristiawan sempat menjelaskan beberapa penopang masih bertahannya aset CNAF selama pandemi. Antara lain, program restrukturisasi yang terbukti menahan aset debitur terdampak pandemi agar tak terpaksa keluar dari portofolio, serta strategi CNAF yang memutuskan untuk tidak berhenti booking.

Sebagai gantinya, CNAF tetap menerapkan prinsip berhati-hati dengan mematok uang muka (down payment/DP) tinggi mulai 40-50 persen, dan mendorong calon debitur kelolaan untuk bisa masuk ke kategori joint financing.

Strategi ini nyatanya membuat nilai pembiayaan baru CNAF sepanjang 2020 sebesar Rp3,75 triliun atau masih mampu mencatatkan peningkatan 5 persen (yoy) dari Rp3,56 triliun pada 2019, dan mendorong total booking sepanjang kuartal I/2020 mampu menembus Rp1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini