Data Manufaktur dan Inflasi Naik Tak Mampu Angkat Rupiah

Bisnis.com,02 Jun 2021, 16:29 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis pada perdagangan perdana bulan ini.

Mengutip Bloomberg pada Rabu (2/6/2021), rupiah terdepresiasi 0,04 persen menjadi Rp14.280 per dolar AS. Sejak awal tahun rupiah melemah 1,64 persen.

Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia Pasifik tunduk di hadapan dolar AS hari ini.

Pelemahan paling dalam dialami oleh rupee India yang turun 0,33 persen, dolar Taiwan turun 0,30 persen dan yen Jepang turun 0,29 persen.

Sementara itu, indeks dolar terpantau menguat 0,32 persen menjadi 90.120 pada saat yang sama.

Adapun, investor saat ini tengah mengantisipasi rilis data upah (payrolls) di Amerika Serikat yang akan memberi gambaran tentang pasar ketenagakerjaan Negeri Paman Sam.

Selain itu, data upah itu juga akan menjadi panduan pelaku pasar memetakan kebijakan yang akan diambil oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve).

Sebelumnya Gubernur The Fed Lael Brainard mengatakan risiko masih membayangi dari sisi kebijakan moneter yang diambil ketika ekonomi mulai bergeliat sementara masyarakat masih banyak menganggur.

“Investor akan melihat kenaikan data upah menjadi tanda bahwa The Fed akan mulai bergerak,” kata Portfolio Strategist New York Life Investment Lauren Goodwin, dikutip dari Bloomberg pada Rabu (2/6/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini