Kemenperin Bidik Transaksi Rp3 Miliar dari Pameran Produk Halal

Bisnis.com,03 Jun 2021, 17:19 WIB
Penulis: Ipak Ayu
/Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan transaksi Rp3 miliar dari pameran produk halal yakni Indonesia Industrial Moslem Exhibition atau ii-Motion 2021.

Pameran ii-Motion 2021 ini diselenggarakan selama tiga hari mulai 3 – 5 Juni 2021 secara virtual.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan target transaksi memang tidak agresif mengingat pameran hanya berlangsung tiga hari meski penjualan dalam platform ii-Motion 2021 akan dibuka sampai akhir tahun.

Gati menyebut faktor paling penting dalam pameran ini adalah penyerapan pasar yang akan dijadikan sebagai bahan evaluasi ke depan.

"Kami sudah kurasi dengan tim yang berpengalaman menjual produknya secara ekspor. Jadi dipastikan produk-produk yang ditampilkan sudah bagus," katanya dalam jumpa media, Kamis (3/6/2021).

Gati menyebut dalam pameran ini ada 138 stan dengan 142 peserta yang berasal dari kelompok komoditas makanan dan minuman, fesyen, sepatu, tas, perhiasan, kosmetik, serta peralatan rumah tangga.

Hal itu dinilai sesuai dengan kesiapan produk industri dalam memasuki pasar ekspor saat ini. Untuk itu, setelah pameran tiga hari ini Gati menyebut akan melakukan evaluasi secara menyeluruh dengan memilah produk yang paling banyak diserap dan tidak.

Selanjutnya, bahan evaluasi akan dijadikan pertimbangan Kemenperin dalam membuat kebijakan pembinaan industri ke depannya.

Dari sisi produk, Gati juga megatakan saat ini pemerintah sedang mendorong produk bumbu olahan untuk terus melaju di pasar ekspor. Hal itu mengingat Indonesia merupakan penghasil rempah terbesar di dunia.

"Jadi kalau yang siap ekspor fesyen muslim sudah tentu karena sudah dipamerkan juga di sejumlah negara. Lalu makanan dan minuman seperti madu yang kita banyak variasinya, lalu ini sedang didorong produk bumbu karena kita banyak rempah," ujarnya.

Di sisi lain, sejumlah upaya Kemenperin dalam mendorong IKM untuk mengembangkan produk halal antara lain dengan pendampingan, pelatihan, bantuan pembaruan mesin, dan pameran.

Pada prinsipnya, Gati mengatakan kebutuhan masyarakat terhadap produk dan jasa berlabel halal semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kesadaran terhadap kualitas, keamanan dan kesehatan produk yang dikonsumsi.

Sayangnya menurut Gati, legitnya pasar industri produk halal global ini memang tak hanya dikerubuti oleh negara dengan mayoritas muslim, seperti Indonesia dan Malaysia.

"Perusahaan-perusahaan dari China, Thailand, Filipina, Jepang, Korea Selatan dan Australia juga ikut berebut memproduksi barang-barang halal. Namun, saya yakin kita bisa mengambil bagian pasar produk halal, paling tidak sebagai pemain utama di Asia," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini