Cendana Parc Diluncurkan Akhir Pekan Ini, Harga Mulai Rp650 Jutaan

Bisnis.com,03 Jun 2021, 16:15 WIB
Penulis: Zufrizal
Gambar salah satu tipe hunian Cendana Parc besutan PT Lippo Karawaci Tbk./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Guna memenuhi keinginan segmen menengah milenial terhadap rumah dengan harga terjangkau, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) menawarkan hunian baru.

Rumah tapak dua lantai yang diberi nama Cendana Parc dibanderol dengan harga Rp650 jutaan per unit.

“Cendana Parc yang rencananya diluncurkan pada tanggal 5 Juni 2021 menggandeng beberapa institusi pembiayaan seperti Bank Nobu, BNI, BRI, CIMB Niaga, Bank Permata, Panin Dubai, Asiatic dan Ciptadana yang memberikan fasilitas pembiayaan dengan DP [down payment] nol persen dan cicilan mulai Rp3,5 juta per bulan,” ujar LPKR melalui siaran persnya, Kamis (3/6/2021).

Menurut pengembang tersebut, kolaborasi dua desainer “kelas sultan” Alex Bayu dan Karl Princic sukses memadukan harmonisasi alam dengan kehidupan urban yang terwujud dalam desain rumah dua lantai dengan kualitas terbaik.

Mereka berhasil menerjemahkan selera kekinian kaum milenial yang simple yet modern dalam desain rumah industrial touch dengan open space living dari bentuk atap pelana, high ceiling, berjendela besar serta garden di bagian depan dan belakang rumah.

“Jadilah Cendana Parc, harga terjangkau—dapat rumah “kelas sultan”. Cool!”

Tahun 2020 disebutkan menjadi titik balik bisnis properti Lippo yang divalidasikan oleh suksesnya empat kali peluncuran produk Cendana Series dan seluruh unit yang ditawarkan dalam acara pemilihan unit, habis dalam kurun waktu beberapa jam saja. 

Sebelumnya, Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo mengatakan bahwa investasi sektor properti residensial terutama rumah tapak di Indonesia masih menarik.

“[Karena] pasar perumahan di sini end user dengan segmen menengah yang terbanyak dan permintaan terus ada. Investasi residential menarik di Indonesia," ujarnya kepada Bisnis, pada Senin (31/5/2021).

Di negara lain yang investasi pada proyek rumah tapak tak terbilang baik. Investor di negara lain memilih untuk membangun high rise.

Hal itu itu dikarenakan high rise lebih diminati untuk tempat tinggal. "Kalau negara lain kebanyakan multifamily memilih high-rise residential market. Kalau pasar high-rise atau kondominium di sini adalah investor bukan end user market. Rumah tapak ini akan membawa pemulihan untuk sektor properti,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini