Holding Ultra Mikro Bisa Dorong Perkembangan UMKM di Luar Jawa

Bisnis.com,03 Jun 2021, 15:29 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Pembentukan holding BUMN ultra mikro (UMi) diproyeksi mampu mendorong pembentukan sentra usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) baru di luar Pulau Jawa.

Seperti diketahui, holding UMi merupakan integrasian tiga entitas BUMN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) yang saat ini memasuki proses persiapan, termasuk Peraturan Pemerintah (PP) yang akan menjadi payung hukum pembentukan holding.

Pengamat perbankan dari Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto menyampaikan sentra UMKM nasional saat ini masih berpusat di Pulau Jawa. Padahal, sentra UMKM harusnya bisa dapat berkembang di luar Pulau Jawa. Selain karena besarnya potensi ekonomi di luar Pulau Jawa, holding UMi ini juga untuk mendukung terciptanya pemerataan ekonomi nasional secara lebih baik.

"Saya rasa holding ultra mikro ini adalah rencana yang sangat tepat. Bagi pemerintah ini akan mampu membuat sentra UMKM baru yang mengatasi permasalahan pemerataan ekonomi," kata Doddy dalam keterangannya, Kamis (3/6/2021).

Dia meyakini integrasi data dan operasional di dalam holding ultra mikro baik pada BRI, Pegadaian, dan PNM akan menjadi lebih baik ke depannya. Holding juga dinilai akan mampu melakukan ekspansi menyentuh pelaku ultra mikro yang masih belum dibiayai oleh perbankan lantaran profil risiko yang masih dipersepsikan tinggi.

Menurut Doddy, PNM sebagai ujung tombak akan dapat lebih fokus mencari banyak pelaku ultra mikro baru tanpa perlu lagi khawatir terhadap kecukupan likuiditas dan modalnya. Pemberdayaan tersebut akan lebih berkualitas sehingga mampu menghasilkan pelaku ultra mikro baru yang sehat dan potensial. Jika proses pertama tersebut mampu dijalani, maka BRI dan Pegadaian akan mampu menjadi pihak yang membiayai ekspansi selanjutnya.

Bahkan, Doddy optimistis BRI akan mampu membentuk link pelaku mikro baru tersebut dengan menjadi supply-chain korporasi sehingga tercipta skala ekonomi yang lebih besar. "Jadi yang memang skema seperti ini yang diperlukan. Bagaimana pun bank swasta atau pelaku jasa keuangan swasta tidak akan mampu melakukannya. Ini hanya bisa dilakukan negara khususnya melalui holding dan ini bisa mengurangi ketimpangan," tambahnya.

Dia melanjutkan, skema tersebut tetap akan sehat bagi holding. Pasalnya, modal dan likuiditas secara konsolidasi masih sangat kuat. Terlebih, sinergi operasional dan dana akan menciptakan efisiensi yang lebih kuat yang mampu menjaga keberlangsungan holding ini. Sementara itu, Kementerian BUMN memastikan proses pembentukan holding ultra mikro pada tahun ini berjalan lancar.

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan dengan holding ini, pemerintah akan mendorong suku bunga pembiayaan ultra mikro lebih rendah. Langkah ini ditujukan untuk mempercepat ekspansi pembiayaan holding dan peningkatan kinerja ultra mikro hingga naik kelas.

Pasalnya, saat ini belum terdapat sinergi yang kuat dari berbagai lapisan BUMN dalam mendorong pertumbuhan UMKM. Padahal UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia sehingga segmen itu pun perlu didorong pertumbuhannya dan dilindungi dari dampak pandemi Covid-19. Karena itu, pihaknya mengupayakan pembentukan holding ultra mikro sebagai bentuk sinergi dan penegasan fokus bisnis BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini