Bisnis.com, JAKARTA - PT Akulaku Finance Indonesia menyadari bahwa lini usaha pembiayaan konsumen, apalagi lewat platform digital, memerlukan kolaborasi dengan beragam stakeholder yang mampu menjadi sebuah ekosistem penopang.
Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga mengungkap inilah alasan entitas grup Akulaku atau PT Akulaku Silvrr Indonesia terus memperlebar sayap untuk memperluas lini bisnis di ranah ekonomi digital.
"Yang menjadi key success factor di Akulaku itu kami punya digital value chain, dari marketplace sampai bank. Kemudian big data untuk melakukan risk management dan data analitics untuk ekosistem, yang nantinya semua bisa sharing economy," ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (3/6/2021).
Seperti diketahui, Akulaku Grup memiliki entitas marketplace dengan nama yang sama, serta tiga entitas lembaga jasa keuangan, yaitu multifinance, fintech peer-to-peer (P2P) lending PT Pintar Inovasi Digital atau Asetku, serta memiliki saham mayoritas di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sebesar 24,98 persen.
Pembiayaan bernilai besar bisa diakomodasi bank atau multifinance Akulaku yang sekaligus masih menyediakan produk paylater di berbagai e-commerce. Sementara itu, fintech P2P lending membantu menyediakan kebutuhan dana tunai atau cash-loan buat pengguna.
Adapun, Efrinal menjelaskan bahwa marketplace merupakan ekosistem pencetak calon nasabah. Konsepnya mirip dengan multifinance yang bermain di sektor otomotif yang memiliki integrasi langsung dengan bank, dealer, atau agen tunggal pemegang merek (ATPM).
Efrinal pun memproyeksi bahwa ke depan, multifinance yang bermain di sektor otomotif pun akan beralih ke penggunaan layanan digital karena masih banyak potensi pembiayaan yang belum tergarap secara digital.
"Industri mengalami koreksi karena portofolio dari para pemain multifinance itu 60 persen lebih ada di otomotif. Sehingga kalau sektor ini terpuruk, ya, wajar kalau tahun lalu industri pertumbuhannya ikut turun 17 persen. Tapi ke depan, kita lihat sendiri ada video crazy rich bisa beli mobil lewat online. Jadi bukan tidak mungkin jasa pembiayaan online nanti juga bisa masuk ke penyediaan sparepart, bahkan layanan maintenance," jelasnya.
Terkini, marketplace Akulaku telah menggandeng 120.000 UMKM. Sementara itu, Akulaku Finance yang telah masuk ke dalam ekosistem penyedia paylater di Shopee, Blibli, JD.id, Bukalapak, dan Tiket.com, mampu mencetak penyaluran di kisaran Rp5 triliun dengan tingkat nonperforming loan (NPF) bertahan di 0,05%.
"Kita masih akan terus memperlebar jangkauan secara nasional secara digital, tanpa adanya outlet fisik. Karena dengan konsep paperless, cashless, dan contactless, tahun lalu kami bisa efisiensi penggunaan senilai Rp7,2 miliar dan atau setara 14,7 ton kertas. Ke depan, kita juga akan menjadi lender institusi buat fintech P2P dan memasuki sharia financing," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel