Jaga Ketahanan Pangan, Pemerintah Gelontorkan Stimulus hingga Program Strategis

Bisnis.com,03 Jun 2021, 16:08 WIB
Penulis: Dany Saputra
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Bertopi) didampingi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (Ketiga dari kiri) dan Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto (Berkemeja putih kanan) melepas ekspor Florikultura dan benih sayuran dari 25 perusahaan eksportir ke 28 negara pada 6 Mei 2021/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memaparkan komitmennya untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani serta nelayan.

Mulai dari pemberian stimulus ekonomi, program strategis sektor pangan dan pertanian, serta kebijakan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah menjaga kinerja di sektor pertanian dan perikanan melalui pemberian insentif dan stimulus seperti Program Padat Karya Pertanian, Program Padat Karya Perikanan, Banpres Produktif UMKM Sektor Pertanian, Subsidi Bunga Mikro/Kredit Usaha Rakyat, dan Dukungan Pembiayaan Koperasi dengan Skema Dana Bergulir.

Di sisi program strategis sektor pangan dan pertanian, dia menjelaskan hal tersebut dilakukan melalui penjagaan stabilitas harga dan pasokan pangan, pengembangan hortikultura orientasi ekspor, kemitraan closed loop hortikultura, peremajaan sawit rakyat, dan pengembangan industri rumput laut.

“Program-program di sektor pertanian dan perikanan terus dijalankan untuk penguatan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani/nelayan,” ujarnya dalam acara Silaturahmi Peternak dan Kampanye Makan Ayam dan Telur di Institut Pertanian Bogor (IPB) International Convention Center, Bogor, Kamis (3/6/2021).  

Selain itu, Airlangga juga menyebut pemerintah telah menyusun kebijakan untuk menjaga rantai ketahanan pangan nasional. Pertama, menerapkan UU Cipta Kerja untuk penyederhanaan, percepatan, kepastian dalam perizinan, serta persertujan ekspor/impor. Kedua, digitalisasi UMKM sebagai bentuk realisasi dari dua agenda besar Pemerintah saat ini, yaitu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Transformasi Digital.

Ketiga, sinergi dengan BUMN untuk distribusi hasil pertanian dari sentra produksi ke sentra konsumen. Hal tersebut dilakukan dengan pengembangan sistem logistik pangan berbasis transportasi Kereta Api dalam bentuk distribusi bahan pangan ke wilayah timur.

"Keempat, penguatan kerja sama antardaerah khususnya dalam pemenuhan pangan. Kelima, Pembentukan holding BUMN Pangan dalam penguatan Ekosistem Pangan Nasional," ujarnya.

Adapun, sektor pertanian tercatat tetap tangguh selama pandemi Covid-19 dengan kontribusi nilai ekspor mencapai US$0,4 miliar atau 3 persen dari total ekspor Indonesia. Ekspor sektor pertanian mengalami kenaikan signifikan di masa pandemi Covid-19 dengan kenaikan 16,2 persen (year-on-year/yoy) dan 20,8 persen (month-to-month/mtm).

Sementara, dari sisi lapangan usaha, 64,13 persen ekonomi Indonesia berasal dari sektor pertanian, industri, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan. Dari kelima sektor tersebut, hanya sektor pertanian yang masih mengalami laju pertumbuhan positif sebesar 2,15 persen (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini