Investor Asing Masih Rajin Beli, IHSG Kembali ke Zona Hijau

Bisnis.com,04 Jun 2021, 09:23 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah di awal perdagangan ini Jumat (4/6/2021). Namun, koreksi tak berlangsung lama dan indeks kembali rebound. Di sisi lain, investor asing terpantau masih aktif memborong saham-saham jumbo.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, indeks komposit langsung terpeleset dan dibuka melemah di level 6091,13. Hanya berselang 10 menit sejak perdangan dibuka indeks pun berbalik menanjak dan menguat 0,06 persen ke level 6094,92.

Adapun pada perdagangan kemarin IHSG berhasil ditutup menguat 0,99 persen dan bertahan di level 6.000.

Investor asing terpantau masih memborong saham-saham berkapirtalisasi jumbo dengan aksi beli bersih atau net foreign buy sekitar Rp103,65 miliar per pukul 09.10.

Tiga saham perbankan berkapitalisasi besar menjadi incaran asing di perdagangan akhir pekan ini, dengan pembelian terbanyak pada saham PT Bnak Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yakni Rp45,5 miliar.

Kemudian saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bnak Mandiri (Persero) Tbk. juga ikut diborong, masing-masing mencatat net forein buy sebesar Rp18,4 miliar dan Rp12,2 miliar di seluruh pasar.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menuturkan setelah IHSG selama 6 hari berturut-turut menguat sebesar 327.88 poin atau naik 5,57 persen, sepertinya akan terjadi aksi profit taking dari para investor.

"Nampaknya mesin IHSG mulai kepanasan sehingga perlu cooling down alias ada peluang IHSG terkena profit taking dalam perdagangan Jumat ini seiring jatuhnya indeks DJIA sebesar 0,07 persen," ujarnya dalam riset harian Jumat (4/6/2021).

Selain itu, penurunan ini disertai cukup tajamnya kejatuhan harga beberapa komoditas seperti emas turun 2,01 persen, batu bara turun 1,23 persen, nikel turun 1,54 persen serta timah turun 2,39 persen.

Dengan demikian, investor perlu berhati-hati ada tekanan jual terhadap saham berbasis komoditas di tengah semakin bertambahnya emiten alias perusahaan yang membukukan penurunan keuntungan, atau menderita kerugian bahkan emiten yang menunda alias mengemplang utang-utangnya.

Edwin memperkirakan indeks komposit akan bergerak di rentang 6.034 -- 6.145. Adapun rekomendasi sahamnya yakni pada CPIN, TBIG, ICBP, BBNI, MAPI, SSIA, TOWR, JPFA, INDF, BJTM, KLBF, dan BJBR.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini