Alhamdulillah, Kinerja Asuransi Syariah Kuartal I/2021 Mulai Pulih

Bisnis.com,07 Jun 2021, 16:36 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia/AASI

Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi syariah mulai menunjukkan sinyal pertumbuhan kinerja pada kuartal pertama tahun ini. Meskipun begitu, kondisi bisnis dinilai masih berat seiring pandemi Covid-19 yang terus terjadi.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) per kuartal I/2021, perolehan kontribusi tercatat mencapai Rp5,82 triliun. Jumlah itu melesat hingga 45,2 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan kontribusi kuartal I/2020 sebesar Rp4,01 triliun.

Adapun, sepanjang kuartal I/2021, industri asuransi syariah membayarkan klaim senilai Rp4,8 triliun. Jumlah itu melonjak hingga 56,28 persen (yoy) dari sebelumnya senilai Rp3,12 triliun.

Ketua Umum AASI Tatang Nur Hidayat menjelaskan bahwa perekonomian syariah, khususnya asuransi mencatatkan kondisi yang baik pada tahun ini. Menurutnya, ketika kondisi perekonomian makro kurang baik, industri asuransi syariah bisa bertahan cukup optimal.

"Dari sisi kontribusi, mengalami peningkatan yang amat luar biasa karena berhasil tumbuh 45 persen, hampir setengahnya. Ini hal yang patut disyukuri bersama," ujar Tatang dalam konferensi pers kinerja dan analisa industri asuransi syariah kuartal I/2021, Senin (7/6/2021).

Pada kuartal I/2021, nilai investasi industri asuransi syariah tercatat senilai Rp36,28 triliun atau tumbuh 3,29 persen (yoy) dari sebelumnya Rp35,13 triliun. Namun, secara kuartalan, nilai investasi itu turun 2,8 persen (quartal-to-quartal/qtq) dari sebelumnya Rp37,3 triliun.

Meskipun begitu, hasil investasi pada kuartal I/2021 tercatat mengalami koreksi, yakni negatif Rp143 miliar. Capaian itu berbanding terbalik dengan hasil investasi kuartal I/2020 yang untung Rp4 triliun.

Sebanyak 82,55 persen investasi industri asuransi syariah ditempatkan di instrumen pasar modal, seperti saham, reksa dana, sukuk, dan surat berharga syariah negara. Adapun, 17,04 persen investasi ada di perbankan melalui instrumen deposito dan 0,41 persen di instrumen lainnya.

Industri asuransi syariah membukukan aset Rp44,13 triliun atau tumbuh 7,32 persen (year-on-year/yoy) dari sebelumnya Rp41,12 triliun. Pertumbuhan itu turut didorong oleh kenaikan nilai investasi industri.

Porsi aset industri didominasi oleh asuransi jiwa sebesar Rp35,9 triliun atau 81,37 persen dari total aset. Setelah itu, aset asuransi umum syariah tercatat senilai Rp6,14 triliun (13,9 persen) dan reasuransi syariah senilai Rp2,08 triliun (4,71 persen).

"Capaian kinerja ini menjadi modal bagi perasuransian syariah untuk tumbuh lebih baik dalam upaya melakukan mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional, terutama terus menggerakkan pertumbuhan ekonomi syariah," ujar Tatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini