Bisnis.com, JAKARTA – Setelah resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Harian Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) periode 2021–2025 sejumlah pekerjaan rumah sudah menanti Pandu Patria Sjahrir.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan teknologi finansial (fintech) Tanah Air ke depannya. Salah satunya, Pandu harus dapat memperbesar porsi penyaluran pinjaman kepada sektor produktif seperti pertanian, dan industri skala kecil.
“Saat ini baru 34,9 persen total akumulasi pinjaman yang disalurkan ke sektor produktif. Artinya, fintech masih didominasi sektor pinjaman konsumsi jangka pendek,” katanya, Senin (7/6/2021).
Tidak hanya itu, dia mengatakan penyaluran pinjaman di luar Jawa perlu didorong karena kontribusinya baru kisaran 14 persen dari total pinjaman.
“Tentunya apabila peminjam berada di Jakarta tetapi memiliki proyek ada di luar Jawa bisa dimasukkan kedalam kategori pinjaman luar Jawa. Fintech harus semangat menyalurkan kepada usaha mikro di daerah tertinggal meskipun biayanya mungkin lebih mahal, tetapi disitulah pentingnya Fintech disaat bank tidak mau masuk karena masalah biaya,” tuturnya.
Bhima juga menilai dibawah kepemimpinan Pandu, Fintech bisa mempererat kerjasama dengan platform e-commerce untuk biayai merchant yang performa penjualannya baik.
“Saya kira sudah ada Fintech yang menyasar merchant e-commerce dengan pembiayaan produktif dan jaminan cukup dengan data performa transaksi. Kalau ada e-commerce kurang modal kerja, tapi volume transaksinya tinggi dan feedback dari consumer bagus kenapa tidak diberi pinjaman Fintech,” ujarnya.
Namun, Bhima berharap Pandu juga dapat melihat persoalan lainnya, seperti akses ke layanan keuangan yang sebaiknya tidak bersaing merebut pasar Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau koperasi bahkan nasabah existing bank.
“Fintech perlu memperluas channeling pendanaan dari bank kepada debitur mikro dan ultra mikro. Bukan kanibalisme tapi kerja sama yang diharapkan dengan adanya fintech,” katanya.
Sekadar informasi, Pandu Patria Sjahrir ditetapkan sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Harian Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) periode 2021–2025. Penetapan tersebut tercantum dalam pengumuman hasil rapat umum anggota Aftech II nomor 005/Governance/VI/2021 pada Rabu (2/6/2021).
Pandu menyampaikan bahwa Aftech bertekad untuk membantu memenuhi akses layanan keuangan berbasis teknologi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Karena menurut data yang ada, 75 persen masyarakat Indonesia saat ini masih belum memiliki akses yang memadai kepada layanan jasa keuangan.
“Meski masih dalam tahap awal, saya yakin layanan teknologi finansial di Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar seperti di China dan Amerika untuk mendukung ekonomi nasional dan inklusi keuangan,” ujar Pandu dalam keterangannya, Senin (7/6/2021).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel