Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri pembiayaan (multifinance) mengakui kuartal II/2021 menjadi awal momentum perbaikan aset piutang pembiayaan setelah sebelumnya terjun bebas akibat pandemi Covid-19.
Perbaikan ini tentunya merupakan buah dari mulai maraknya pembiayaan baru, seiring meredanya dampak pandemi, bangkitnya daya beli masyarakat, serta berbarengan pula dengan momen jelang Lebaran 2021.
Sekadar informasi, berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nilai outstanding di objek pembiayaan sektor konsumtif untuk pertama kalinya tumbuh secara bulanan, setelah berbulan-bulan sebelumnya terus menurun sejak awal pandemi Covid-19.
Tepatnya dari Rp256,97 triliun pada Maret 2021 menjadi Rp261,5 triliun pada April 2021. Ditopang sepeda motor baru Rp63,98 triliun yang naik tipis 0,86 persen (mtm), sepeda motor bekas Rp18,08 triliun naik 7,64 persen (mtm), mobil baru tumbuh 0,42 persen (mtm) menjadi Rp109,64 triliun, serta mobil bekas yang bertahan di Rp56,4 triliun, naik 0,78 persen (mtm).
Sementara, perbaikan outstanding dari objek nonotomotif disumbang alat rumah tangga nonelektronik tumbuh 25,14 persen (mtm) menjadi Rp1,05 triliun, barang elektronik tumbuh 30,78 persen (mtm) menjadi Rp4,77 triliun, dan barang konsumsi lain-lain tumbuh 12,1 persen (mtm) menjadi Rp4,7 triliun.
PT Akulaku Finance Indonesia sebagai salah satu pemain multifinance penyedia kredit digital atau paylater, mengaku mendapat berkah sejalan dengan pertumbuhan belanja masyarakat lewat platform e-commerce, terutama terkait kredit barang elektronik.
"Pertumbuhan pembiayaan kami ditopang pembiayaan handphone yang banyak digunakan sebagai sarana pendukung usaha. Misalnya, transportasi online, logistik, pelaku UMKM, juga home industry yang memasarkan produk dan jasa melalui medsos. Lainnya, karena terkait Ramadhan dan Lebaran, tentunya fashion, furniture, dan Home Appliances," ujar Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga kepada Bisnis, Senin (7/6/2021).
Adapun, Direktur PT Federal International Finance Group (FIFGROUP) Indra Gunawan menjelaskan bahwa piutang pembiayaan di semua lini sudah membaik, terutama roda dua baru yang sepanjang 2020 menghiasi 64 persen nilai kontrak pembiayaan FIFGROUP.
"Kredit roda dua yang memang sempat turun pada saat pandemi saat ini sudah menunjukan trend peningkatan. Meskipun belum kembali ke masa sebelum pandemi, dan sampai saat ini kendaraan roda dua memang menjadi pembiayaan yang dominan," jelasnya kepada Bisnis.
Indra menjelaskan bahwa momentum ini tentunya akan dimanfaatkan FIFGROUP dengan semakin gencar melakukan akusisi nasabah via platform digital.
"Jika ditanya sudah dominan, ya, pasti belum. Namun, sudah menunjukkan pergerakan yang meningkat dari waktu ke waktu, terutama di masa pandemi," tambahnya.
Sementara itu, PT BCA Finance sebagai salah satu pemegang pangsa pasar terbesar kredit mobil baru sudah menebak sejak awal bahwa perbaikan nilai piutang pembiayaan dari segmen ini baru mulai terasa pada awal kuartal II/2021.
"Kalau sampai kuartal I/2021, memang benar run off masih lebih besar dari pembiayaan baru. Tapi per April 2021 di BCA Finance pembiayaan baru sudah lebih tinggi dari run off, jadi sudah mulai ada penambahan aset," jelas Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim kepada Bisnis.
Roni optimistis apabila daya beli masyarakat mampu bertahan dan dampak pandemi tak memburuk lagi, pembiayaan baru yang disalurkan BCA Finance untuk memperbaiki aset piutang pembiayaan mampu mencapai Rp30 triliun sepanjang periode 2021 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel