Asabri Bukukan Kerugian Rp11,76 Triliun dalam Tiga Tahun Terakhir

Bisnis.com,09 Jun 2021, 16:17 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Aktivitas layanan nasabah di kantor PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri), di Jakarta./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri mencatatkan kerugian komprehensif Rp4,8 triliun pada 2020. Dalam tiga tahun terakhir, total kerugian komprehensif Asabri mencapai Rp11,76 triliun.

Direktur Utama Asabri Wahyu Suparyono menjelaskan bahwa audit laporan keuangan 2020 Asabri telah rampung. Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Yusuf, Aryanto, Mawar dan Rekan menyematkan opini Wajar Tanpa Modifikasian (WTM) bagi laporan keuangan tersebut.

Berdasarkan hasil audit itu, Asabri mencatatkan kerugian komprehensif Rp4,8 triliun. Selain itu, terdapat ekuitas negatif Rp13,3 triliun yang menunjukkan kondisi keuangan perseroan sangat terpuruk.

"Sampai dengan 2020, Asabri mengelola aset sebesar Rp31,07 triliun, dan periode terakhir per 31 Desember 2020 telah membukukan kerugian komprehensif sebesar Rp4,8 triliu," ujar Wahyu dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR, Rabu (9/6/2021).

Dia menjelaskan bahwa sebelumnya, Asabri tidak kunjung mempublikasikan laporan keuangan 2018. Hal tersebut menjadi sinyal bahwa terdapat masalah dalam tata kelola perusahaan yang coba dibenahi manajemen Asabri saat ini.

Berdasarkan penelusuran laporan keuangan beberapa tahun lalu serta audit laporan keuangan 2019 dan 2020, Wahyu menemukan terus terjadinya kerugian. Nilai kerugian komprehensif pun terakumulasi hingga dobel digit.

"Tiga tahun terakhir kalau kami akumulasikan, rugi komprehensif Rp11,76 triliun," ujar Wahyu.

Kondisi itu membuat Asabri memerlukan Rp15,16 triliun untuk mencapai ketentuan rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) minimum 120 persen dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini, RBC Asabri masih jauh di bawah ketentuan.

"Di laporan keuangan saat ini cukup membaik, ada keuntungan di posisi April 2021 sebesar Rp1,3 triliun. Namun, ketika diakumulasikan [dalam beberapa tahun terakhir] masih rugi, ini harus diselesaikan," ujar Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini