Bank-Bank Milik Taipan Ramai Galang Modal via Rights Issue. Siapa Saja?

Bisnis.com,09 Jun 2021, 06:30 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank milik para taipan berencana melakukan aksi rights issue pada tahun ini. Untuk itu, mereka akan menggelar rapat umum pemegang saham untuk meminta persetujuan.

Berdasarkan statistik pasar modal OJK sampai dengan minggu kedua Mei 2021, tercatat dua perusahaan di industri perbankan yang melakukan penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue dengan total nilai emisi sebesar Rp9,05 triliun.

Keduanya yakni PT Bank Jago Tbk. pada 24 Februari 2021 yang menerbitkan sebanyak 3 miliar lembar saham baru dengan dan nilai emisi Rp7,05 triliun dan PT Bank Mayapada International Tbk. pada 26 Februari 2021 dengan penerbitan saham baru sebanyak 4,99 miliar lembar saham dan nilai emisi Rp1,99 triliun.

Adapun, pada Rabu (9/6/2021) emiten bank Grup MNC milik Hary Tanoesoedibjo, PT Bank MNC Internasional Tbk. akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pukul 10.00 WIB di Jakarta.

Salah satu agenda RUPSLB yakni meminta persetujuan pemegang saham atas rencana perseroan melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Perseroan berencana melakukan rights issue sebanyak-banyaknya sejumlah 14,23 miliar lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp50 per saham, atau sebanyak-banyaknya sejumlah 33,33 persen dari modal disetor setelah rights issue.

Terkait aksi private placement, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya sejumlah 2,53 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp50 atau sebanyak-banyaknya sejumlah 10 persen dari seluruh saham yang telah disetor penuh dalam perseroan.

Corporate Secretary Group Head MNC Bank Heru Sulistiadhi menjelaskan seluruh dana yang diperoleh dari aksi rights issue dan private placement setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi akan dipergunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan, ekspansi kredit, dan mendukung pengembangan aplikasi Motion sebagai digital banking application.

"Pengembangan Motion akan dilakukan secepat mungkin dengan memanfaatkan ekosistem MNC Group yang memiliki basis user terbesar di Indonesia," jelasnya dalam pengumuman di Bursa.

Basis user yang dimaksud antara lain pelanggan Pay TV sebesar hampir 9 juta saat ini dan tumbuh 3-4 juta setiap tahunnya. Pangsa pemirsa TV nasional di atas 50 persen di saat prime time melalui RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews.

Basis pembaca portal Okezone, SIndonews, iNews, dan Celebrities yang lebih dari 70 juta setiap bulan dan jumlah pelanggan di media sosial YouTube sebesar 130 juta dan 100 juta pengikut/follower di Facebook dan Tiktok, dengan jumlah view akumulatif lebih dari 42 miliar.

Peluncuran MotionBanking./Istimewa

Tidak berselang lama, emiten bank milik Grup Salim, PT Bank Ina Perdana Tbk. akan meminta restu pemegang saham atas rencana rights issue dalam RUPSLB yang akan digelar pada 16 Juni 2021 pukul 09.00 WIB di Jakarta.

Bank Ina akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2 miliar lembar saham dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah PUT III dengan nominal Rp100 setiap saham. Dana yang diperoleh dari hasil PUT III, setelah dikurangi biaya-biaya terkait akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja pengembangan usaha perseroan.

Selanjutnya, emiten bank milik pengusaha Arifin Panigoro PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. juga akan meminta persetujuan pemegang saham atas rencana aksi rights issue dalam RUPSLB yang akan diselenggarakan pada 14 Juli 2021.

Dalam pengumuman di Bursa hari ini, Selasa (8/6/2021), Direktur Bank Woori Edwin Sulaeman menyampaikan informasi mengenai rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD.

Bank Woori berencana untuk melakukan penambahan modal dengan memberikan HMETD kepada para pemegang saham perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 2,68 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham.

Perseroan akan mengajukan pernyataan pendaftaran kepada OJK segera setelah rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD tersebut disetujui oleh pemegang saham pada RUPSLB. Jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan, sesuai ketentuan Pasal 8 ayat 3 POJK HMETD.

Pihaknya memperkirakan bahwa rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD akan mempengaruhi kondisi keuangan perseroan secara positif.

Di antaranya mengurangi biaya bunga, meningkatkan likuiditas dan memperbaiki struktur permodalan sehingga memperkuat neraca keuangan perseroan, serta meningkatkan aset dengan adanya tambahan pendanaan yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha perseroan.

Rencana penambahan modal dengan HMETD akan berpengaruh terhadap pemegang saham, bagi para pemegang saham perseroan yang tidak melaksanakan haknya untuk melakukan pembelian saham baru sesuai dengan HMETD nya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya atau dilusi.

"Seluruh dana yang diterima dari penambahan modal dengan HMETD setelah dikurangi dengan seluruh biaya emisi akan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan pengembangan usaha," tulis direksi perseroan dalam pengumuman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini