Taiwan Ajukan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Buatannya

Bisnis.com,10 Jun 2021, 20:41 WIB
Penulis: Mia Chitra Dinisari
Taipei mengizinkan warga untuk bersepeda di masa pandemi Covid-19.

Bisnis.com, JAKARTA - Medigen Vaccine Biologics Taiwan sedang mencari otorisasi penggunaan darurat cepat, atau EUA, dari pemerintah untuk kandidat vaksin COVID-19 setelah menyelesaikan uji coba fase dua dengan aman.

Mengembangkan vaksin sendiri telah menjadi tujuan utama pemerintah Taiwan, meskipun juga telah memesan sekitar 20 juta suntikan dari Moderna, AstraZeneca dan skema pembagian global COVAX untuk negara-negara berpenghasilan rendah.

Hanya sekitar 3 persen dari 23,5 juta orang Taiwan yang telah menerima setidaknya satu suntikan, dengan pasokan lebih lanjut tertahan oleh masalah produksi global, karena pulau itu menghadapi lonjakan kasus domestik setelah berbulan-bulan relatif aman.

Kepala eksekutif Medigen, Charles Chen, mengatakan pada briefing bahwa mereka senang dengan hasil fase dua dan akan segera mengajukan permintaan EUA ke administrasi makanan dan obat Taiwan.
BACA: Taiwan peringatkan penundaan vaksin COVID-19, kasus stabil

"Keselamatan sangat penting, dan vaksin kami sangat aman," katanya, seraya menambahkan bahwa dia "sangat optimis" untuk mendapatkan otorisasi demikian dilansir dari Channel News Asia.

Chen mengatakan bahwa pada akhirnya perusahaan sedang bersiap untuk memproduksi 100 juta dosis, dan mengekspornya ke sejumlah kecil negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan yang diklaim China setelah vaksin tersebut mendapat persetujuan peraturan internasional.

Pemerintah Taiwan bulan lalu menandatangani kesepakatan dengan Medigen dan perusahaan lokal lainnya, United Biomedical untuk masing-masing 5 juta dosis. Ini memiliki perjanjian untuk 5 juta lainnya masing-masing, dengan total 20 juta tembakan.

Medigen mengatakan bahwa lebih dari 4.000 orang berpartisipasi dalam uji klinis fase kedua dan menerima dua suntikan, dan tidak ada reaksi merugikan yang serius, dengan plasebo diberikan kepada satu dari setiap tujuh peserta.

Vaksin protein rekombinan telah dikembangkan bekerja sama dengan National Institutes of Health di Amerika Serikat.

Pemerintah Taiwan berharap untuk mulai memberikan vaksin yang dikembangkan di dalam negeri bulan depan.

Namun, pemerintah mendapat kecaman dari partai-partai oposisi setelah Presiden Tsai Ing-wen berjanji bulan lalu untuk mulai memberikan vaksin yang dikembangkan di dalam negeri pada Juli sebelum hasil uji klinis kedua dirilis.

Tsai kemudian mengatakan pemerintahnya akan secara ketat meneliti proses di bawah norma-norma ilmiah internasional dan mengutamakan keselamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini