Bisnis.com, JAKARTA - PT Mitrausaha Indonesia Grup atau Modalku menjadi salah satu contoh pemain teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending yang sumber penyaluran pinjamannya didominasi investor atau pendana (lender) ritel dari dalam negeri.
Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya menjelaskan bahwa pendana lokal mendominasi dibandingkan dari luar negeri sekitar 98 persen. Salah satu pendana institusi Modalku yang berasal dari luar negeri yang paling dominan, yaitu Triodos Investment Management, sebuah perusahaan pendanaan yang fokus pada inklusi keuangan.
"Ini karena sosialisasi yang kami laksanakan masih berfokus pada masyarakat Indonesia dengan mengedepankan nilai gotong royong. Jika dilihat dari jumlah akun, pendana Modalku masih didominasi oleh pendana ritel," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (10/6/2021).
Adapun, dari sisi lender institusi dalam negeri, Modalku telah bekerja sama dengan beberapa institusi perbankan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan kepada UMKM yang menjadi peminjam, seperti BCA, BRI Agro, serta beberapa BPR seperti BPR Kanti, BPR BBTM, dan Bank Varia.
"Namun, dengan perkembangan teknologi dan kemudahan akses, ada juga pendana luar negeri yang tertarik untuk mendanai UMKM Indonesia, bahkan ada juga pendana yang merupakan WNI namun berdomisili di luar Indonesia dan aktif menjadi pendana," tambahnya.
Menurut Reynold, alasan besar kepercayaan lender untuk mendanai para peminjam (borrower) Modalku, salah satunya karena tingkat kepercayaan dan diversifikasi portfolio dengan bunga yang bervariatif karena jangkauan produk yang lebih luas.
Modalku senantiasa menyarankan para pendana untuk mendanai sebanyak mungkin UMKM untuk menjaga portofolio pendanaan tetap positif. Pasalnya, bila salah satu UMKM yang didanai mengalami keterlambatan atau gagal bayar, pendana bisa terhindar dari risiko kehilangan semua dana pinjamannya.
"Tapi dari sisi sebagai penyelenggara P2P lending, kami selalu menerapkan prinsip responsible lending dalam memberikan pinjaman, di mana kami melakukan penilaian secara ketat terhadap UMKM yang ingin mengajukan pinjaman dan kemampuan finansial mereka untuk melunasi pinjaman. Hal tersebut kami lakukan sebagai bentuk tanggung jawab kepada pendana yang meminjamkan dananya melalui Modalku," jelasnya.
Selain itu, Reynold mengungkap Modalku secara rutin melakukan edukasi kepada pendana untuk mengurangi risiko pendanaan, salah satunya dengan diversifikasi. Modalku pun memiliki tim customer experience yang siap untuk menjawab pertanyaan dari para pendana untuk memaksimalkan portofolio pendanaan lender.
Sekadar informasi, platform yang beroperasi di Indonesia dan menembus Singapura, Malaysia, dan Thailand dengan nama Funding Societies ini telah berhasil menyalurkan pinjaman usaha sejak berdiri sebesar Rp24 triliun kepada lebih dari 4,4 juta transaksi pinjaman UMKM.
Khusus di Indonesia, Modalku telah mencatatkan penyaluran pinjaman sejak berdiri di angka Rp4,36 triliun kepada 15.187 peminjam institusi dan 45.335 peminjam individu dengan tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman 90 hari (TKB90) bertahan di 96,12 persen.
Platform yang kerap menyasar borrower para pelaku e-commerce atau pemilik 'lapak' online ini pun menyalurkan Rp486,11 miliar dengan kepada 20.439 borrower aktif, yang terdiri dari 10.221 borrower institusi dan 10.218 borrower individu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel