Masuk List Go Digital OJK, Saham Bank QNB Indonesia (BKSW) Masih Moncer

Bisnis.com,11 Jun 2021, 12:43 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Bank QNB Indonesia/qnb.co,id

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank QNB Indonesia Tbk. (BKSW) hingga akhir sesi I perdagangan Jumat (11/6/2021) masih memimpin pergerakan saham perbankan.

BKSW terpantau menguat 17,20 persen ke level 218 per saham setelah dibuka pada angka 190 pada pagi hari ini. Saham Bank QNB Indonesia bergerak di rentang 190-238 sepanjang perdagangan hingga akhir sesi I.

Volume perdagangan BKSW tercatat sebanyak 264,42 juta saham dengan nilai turnover Rp59,10 miliar. Pada harga ini, Bank QNB Indonesia memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp4,46 triliun.

Selain BKSW, saham Bank Harda (BBHI) juga melanjutkan penguatan. Hingga akhir sesi I, BBHI naik 13,18 persen ke level 2.190 per saham. Lalu, disusul saham Bank IBK Indonesia (AGRS) menguat 7,89 persen ke level 492.

Di sisi lain, Bank Oke Indonesia (DNAR) mengalami koreksi paling dalam di antara saham bank, yaitu sebesar 5,80 persen ke 260 didikuti oleh Bank Bumi Arta (BNBA) yang melemah 5,63 persen ke level 1.005.

Adapun, indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau melemah 0,05 persen atau 3,33 poin ke level 6.104,21 pada akhir sesi I. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 6.084,23-6.134,82.

Kemarin, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan ada 7 bank yang dalam proses go digital atau menjadi bank digital.

Ketujuh bank tersebut yaitu, Bank BCA Digital, PT BRI Agroniaga Tbk., PT Bank Neo Commerce Tbk., PT Bank Capital Tbk., PT Bank Harda Internasional Tbk., PT Bank QNB Indonesia Tbk., dan PT KEB HanaBank.

Selain itu, ada juga 5 bank yang telah menobatkan diri menjadi bank digital, yaitu Jenius dari Bank BTPN, Wokee dari Bank Bukopin, Digibank dari Bank DBS, TMRW Bank UOB, dan Jago dari Bank Jago.

Deputi Direktur Basel dan Perbankan Internasional OJK Tony mengatakan transaksi perbankan melalui mobile app semakin marak dalam beberapa tahun terakhir.

Hal ini berdampak semakin jarang masyarakat yang pergi ke kantor cabang, sehingga bank mulai mengurangi sejumlah kantor dan berakhir ke digital banking.

Fenomena tersebut tidak terjadi di Indonesia, tetapi hampir seluruh negara di dunia. Di berbagai negara muncul konsep digital bank, neo bank, maupun challenger bank.

"Pada intinya ini adalah bank-bank yang memanfaatkan digital teknologi untuk memberikan layanan kepada masyarakat," terangnya dalam diskusi virtual, Kamis (10/6/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini