Angka Resmi Kematian Akibat Covid-19 di India Semakin Diragukan

Bisnis.com,12 Jun 2021, 20:27 WIB
Penulis: Newswire
Relawan dan kerabat bersiap untuk mengkremasi jenazah orang yang meninggal akibat penyakit virus corona (COVID-19), di tempat krematorium di desa Giddenahalli di pinggiran Bengaluru, India, Minggu (2/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Samuel Rajkumar/WSJ/sa/am

Bisnis.com, JAKARTA - Bihar, salah satu di antara negara bagian paling miskin di India, melaporkan lonjakan kasus kematian akibat Covid-19, setelah temuan ribuan kasus yang tak dilaporkan.

Temuan di Bihar itu meningkatkan kecurigaan bahwa angka kematian Covid-19 di seluruh India sesungguhnya jauh lebih besar daripada angka yang diumumkan resmi pemerintah India.

Seperti diketahui rumah sakit-rumah sakit di India kehabisan ranjang dan suplai oksigen untuk merawat pasien Covid-19 saat gelombang kedua wabah infeksi Covid-19 terjadi pada April-Mei lalu. Banyak warga meninggal di rumahnya atau di area parkir rumah sakit saat menunggu mendapatkan perawatan. "Banyak dari kematian itu ternyata tak dicatat dalam data Covid-19," kata para dokter dan ahli kesehatan.

Menurut data Kementerian Kesehatan India, negera itu mencatatkan jumlah kumulasi kasus infeksi Covid-19 kedua terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat. Angkanya mencapai 29,2 juta kasus dengan 359.676 kasus kematian per Kamis (10/6/2021).

Namun, penemuan sampai empat ribu kasus kematian yang tidak dilaporkan di Bihar memicu kecurigaan kalau ada lebih banyak lagi korban infeksi SARS-CoV-2 yang belum masuk data resmi pemerintah tersebut. Departemen Kesehatan Bihar merevisi data kasus kematian menjadi 9.429 orang dari sebelumnya 5,424 orang pada Rabu (9/6/2021).

Pemerintah negara bagian Bihar mengaku langsung menyelidiki sebab 4.005 kasus kematian itu tidak dilaporkan sebelumnya. Mereka menyalahkan pengawasan yang dilakukan terhadap para rumah sakit swasta.

"Kematian yang baru dilaporkan ini berasal dari kasus 15 hari lalu dan baru diunggah sekarang di portal pemerintah. Tindakan akan diberikan kepada beberapa rumah sakit swasta," bunyi pernyataan resmi dari Bihar.

Para ahli kesehatan setempat meyakini baik kasus penularan baru maupun kematiannya banyak yang tak terhitung di seantero India, bukan hanya di Bihar. Sebagian karena fasiltas tes di pedesaan yang sangat terbatas. Padahal kawasan itu menjadi hunian dari dua pertiga populasi di India dan jumlah rumah sakit sangat jarang.

Banyak orang yang sudah terinfeksi dan mengalami gejala akhirnya meninggal di rumahnya tanpa sempat dites. Selain itu, bersamaan dengan krematorium-krematorium yang kepayahan menerima gelombang kematian sepanjang dua bulan belakangan, banyak keluarga juga memilih melarungkan jasad korban meninggal di Sungai Gangga atau mengubur di tepiannya. Mereka adalah yang menolak dicatat sebagai korban Covid-19.

"Pelaporan yang rendah adalah problem luas di India yang tak selalu dilakukan dengan sengaja, tapi kerap karena ketidakcukupan kapasitas," kata Rajib Dasgupta, Kepala Pusat Obat-obatan dan Kesehatan Masyarakat di Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi.

Berdasarkan data resmi pula, Pemerintah India melaporkan jumlah kasus penularan Covid-19 dan kematiannya yang enurun dalam beberapa minggu terakhir. Data resmi itu menyebut per artikel ini dibuat, Sabtu 12 Juni 2021, sebesar 29,3 juta kasus dengan 367.081 kematian.

Termasuk yang tak meyakini pelaporan itu adalah The New York Times yang memperkirakan angka kematian Covid-19 di India yang sebenarnya mencapai 600.000 hingga 1,6 juta orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini