Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) akan kembali meningkatkan rasio coverage pembiayaan bermasalah hingga 190 persen pada tahun ini.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan perseroan sudah meningkatkan pencadangan sudah sangat signifikan hingga awal 2021. Perseroan akan terus menjaga kestabilan kinerja pembiayaan dengan kembali meningkatkan pencadangan.
"Pencadangan kami sudah naik cukup signifikan. Cash coverage ratio kami naik 47 persen secara tahunan menjadi 137,48 persen per Maret 2021, tapi ini masih jauh dibandingkan dengan Bank Himbara. Mungkin kami juga menjadi 180 persen hingga 190 persen," katanya dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR, Senin (14/6/2021).
Baca Juga : BSI Perkuat Keuangan Syariah di Pulau Sumatra |
---|
Dia memastikan kinerja keuangan perseroan masih sangat progresif pada tahun ini. Penyaluran pembiayaan dan penghimpunan DPK masih berjalan sehingga perectakan laba sangat baik.
Laba bersih emiten berkode BRIS ini naik 12,85 persen secara tahunan menjadi Rp741 miliar. Hal ini menunjukkan ruang pemupukan pencadangan masih cukup kuat untuk menjaga kestabilan.
Adapun, kenaikan kinerja tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan margin dan bagi hasil sebesar 5,16 persen secara year-on-year (yoy).
Selain itu kenaikan laba perusahaan juga dipengaruhi ekspansi pembiayaan dan kenaikan dana murah yang optimal, sehingga mendorong biaya dana yang harus ditanggung perusahaan menjadi lebih baik dari tahun lalu.
Hingga akhir Maret 2021 pembiayaan yang disalurkan BSI telah mencapai Rp159 triliun, naik 14,47 persen secara tahunan. Pertumbuhan tersebut diikuti terjaganya kualitas pembiayaan yang disalurkan BSI.
Pada kuartal I/2021, rasio NPF gross BSI ada di kisaran 3,09 persen atau turun dari posisi setahun lalu yaitu sebesar 3,25 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel