Wagub Sumut Tawarkan Peluang Investasi ke Dubes Afghanistan

Bisnis.com,14 Jun 2021, 20:15 WIB
Penulis: Cristine Evifania Manik
Wagub Sumut Musa Rajekshah menerima kunjungan Duta Besar Republik Islam Afghanistan untuk Indonesia Faizullah Zaki Ibrahim/Istimewa

Bisnis.com, MEDAN - Wakil Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Musa Rajekshah menerima kunjungan Duta Besar Republik Islam Afghanistan untuk Indonesia Faizullah Zaki Ibrahim, di Ruang Kerjanya, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Senin (14/6/2021).

Dalam pertemuan tersebut, Musa Rajekshah memaparkan berbagai potensi investasi yang bisa dilakukan di Sumut.

"Ada berbagai potensi investasi, baik itu investasi di bidang infrastruktur, pariwisata hingga potensi pertanian dan perkebunan. Mudah-mudahan ke depan bisa ada kerja sama bisnis yang terjalin," ujarnya.

Musa Rajekshah menjelaskan, kerja sama antara Sumut dan Afghanistan sebelumnya telah terjadi. Beberapa jenis komoditas pertanian sudah pernah diekspor ke negara tersebut. Namun kerja sama itu dilakukan oleh para pengusaha yang bernaung di Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sumut.

“Diharapkan, setelah pertemuan ini akan dibangun kerja sama yang lebih besar lagi antara Pemerintah Sumut dengan Afghanistan," sebut Musa Rajekshah.

Musa juga memperkenalkan sejumlah destinasi wisata di antaranya Danau Toba, yang merupakan salah satu destinasi wisata super prioritas dan telah ditetapkan menjadi Global Geopark oleh UNESCO. Selain itu, Musa Rajekshah juga memperkenalkan destinasi wisata Bukit Lawang dengan panorama hutan tropisnya dan satwa Orang Utan hidup di habitat aslinya.

Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia Faizullah Zaki Ibrahim menyampaikan, kunjungannya ke Sumut antara lain untuk melihat secara langsung berbagai potensi yang dapat dikembangkan dalam kerja sama antara Afghanistan dan Pemprov Sumut.

Disampaikannya, Afganistan terus berupaya mendorong dan meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi di berbagai bidang. Apalagi, Afganistan memiliki potensi sangat besar untuk ekspor maupun impor.

“Bahkan untuk kebutuhan minyak (kepala sawit), kopi, teh, kertas, tekstil, karet dan kaca, selama ini Afganistan tidak dapat memproduksi sendiri, sehingga harus mengimpor dari negara lain," ujar Faizullah Zaki Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini