Mulai 21 Juni, Pembayaran Parkir Kendaraan di Bandara Minangkabau Wajib Nontunai

Bisnis.com,15 Jun 2021, 22:33 WIB
Penulis: Noli Hendra
Kawasan Bandara Internasional Minangkabau. /Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Terhitung 21 Juni 2021 mendatang, PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Minangkabau akan menerapkan pembayaran parkir kendaraan dengan transaksi cashless atau secara nontunai.

Executive General Manager BIM Yos Suwagiono mengatakan sistem untuk mendukung kebijakan itu telah disiapkan sejak Mei 2021 oleh PT Jati Mas. Sehingga BIM pun menetapkan mulai Senin 21 Juni 2021 mendatang kepada seluruh pengendara wajib memiliki kartu untuk mempermudah transaksi nontunai.

"Sejak dari sekarang kita akan gencar melakukan sosialisasi terkait aturan ini. Karena di tanggal 21 Juni 2021 itu tidak ada lagi yang melakukan transaksi tunai," katanya dalam jumpa pers secara virtual yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Barat, Selasa (15/6/2021).

Yos menyebutkan dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini, menerapkan transaksi nontunai adalah sebagai langkah yang tepat untuk mengantisipasi penularan virus Covid-19.

"Transaksi nontunai itu tidak ribet, tempelkan kartunya dan selesai," sebutnya.

Untuk mengantisipasi bila ada pengendara yang hendak masuk bandara dan tidak memiliki kartu cashless nya, nantinya ada petugas pihak perbankan yang menjual kartu.

Dimana untuk saat ini baru ada dua bank yang sudah siap bekerjasama dengan BIM yakni BRI dan BNI. Kedepan diperkirakan perbankan yang terlibat pun akan terus bertambah, seiring waktu diberlakukannya secara resmi transaksi nontunai itu.

"Saya yakin mungkin ada persoalan di lapangan nanti. Seperti ada warga yang mungkin tidak terbiasa dengan cara nontunai ini. Tapi jika kita lakukan sosialisasi, kondisi ini akan terbiasa nantinya," ujar Yos.

Sementara itu, Pimpinan PT Jatimas Dian Kencana Bandung Prabawa dan juga selaku perusahaan pengelola parkir, menambahkan, bila melihat dari realisasi parkir di BIM diwaktu menerapkan transaksi tunai, uang parkir yang terkumpul itu mencapai Rp20 juta hingga Rp35 juta per harinya.

"Sewaktu belum pandemi Covid-19, dalam sehari itu uang parkir yang terkumpul Rp20 juta hingga Rp35 juta. Tapi semenjak adanya pandemi, turun cukup besar yakni Rp10 juta per harinya," jelas Bandung.

Untuk itu, dengan nantinya diberlakukannya cashless di BIM, diharapkan terjadi peningkatan uang parkir menjadi 20 persen untuk per bulannya.

Bandung juga menyebutkan besar atau kecilnya uang yang terkumpul dari parkir kendaraan di BIM itu, tergantung pada kondisi penerbangan. Bila penerbangan cukup banyak per hari, maka akan banyak pula kendaraan yang keluar masuk ke bandara.

"Jadi harapan kami langkah ini untuk memberikan kemudahan dan transparansi soal pengelolaan parkir di BIM. Karena setiap ada kendaraan yang bayar parkir, langsung masuk ke bank," ungkapnya.

Sedangkan untuk petugas yang selama ini di bagian pintu, PT Jatimas Dian Kencana menyatakan tidak ada pemecatan petugas bila cashless diberlakukan. Namun nantinya petugas dimaksud akan dipindah ke posisi lainnya, seperti jadi pemantau setiap kendaraan yang masuk.

"Pengamanan dan pelayanan jadi komitmen kami. Karena bila ada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ada kendaraan yang hilang merupakan tanggung jawab dari PT Jatimas Dian Kencana," tegasnya.

Bandung menjelaskan tanggung jawab yang dimaksud yakni mencari informasi dan kronologi kejadian dengan adanya petugas serta dari pantauan CCTV, yang tentunya melibatkan pihak kepolisian.

Dengan akan diberlakukannya cashless di BIM, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Wahyu Purnama A mengatakan suatu hal tepat yang dilakukan oleh pihak Angkasa Pura II Cabang BIM terkait pengelolaan parkirnya.

Menurutnya Bank Indonesia tentunya mendukung adanya penerapan transaksi nontunai tersebut. Karena memang Bank Indonesia terus menggalakan agar transaksi non tunai bisa hadir di berbagai kegiatan, salah satunya pengelolaan parkir di BIM.

Wahyu menyebutkan tren digitalisasi mempengaruhi perekonomian, mengubah pola transaksi masyarakat, dan mendisrupsi fungsi-fungsi konvensional, termasuk sektor keuangan.

"Sehingga perkembangan digitalisasi menuntut adanya metode pembayaran yang serba cepat, mobile, aman, dan murah," ujarnya.

Dikatakan transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh sejalan dengan meningkatnya akseptasi masyarakat untuk berbelanja secara online, meluasnya pembayaran digital dan akselerasi digital banking.

Karena memang, tren digitalisasi ini akan terus berkembang pesat didorong pesatnya digitalisasi, inovasi dan perluasan ekosistem baik secara geografis dan segmentasi.

"Terlebih lagi dalam masa pandemi ini, transaksi non tunai lebih higienis," katanya.

Saat ini Angkasa Pura II bekerja sama dengan Bank BNI dan BRI akan melakukan implementasi transaksi nontunai pada portal masuk area BIM yang merupakan langkah awal yang strategis dalam memperluas penggunaan transaksi nontunai.

"Kami berharap ke depannya transaksi non-tunai dapat diimplementasikan pada seluruh proses bisnis di Bandara Internasional Minangkabau dalam mendukung peningkatan ekonomi digital di Sumbar khususnya pada lingkungan transportasi udara," harap Wahyu.

Dia menyampaikan bahwa beberapa transaksi di BIM belum sepenuhnya nontunai. Pembayaran parkir, gate pass, berbelanja di toko yang berada di BIM pun belum seluruhnya dapat menerima transaksi nontunai.

Untuk itu, Bank Indonesia berharap rencana implementasi nontunai pada seluruh layanan bisnis di BIM dapat berjalan dengan baik, dapat meningkatkan efektifitas, efisiensi serta kualitas layanan BIM, serta peningkatan bisnis BIM sendiri.

"Semoga semangat dari BIM ini dapat diikuti oleh instansi-instansi lainnya seperti sektor layanan transportasi darat, transportasi laut, serta pelaku bisnis lainnya di Sumbar," ungkap Wahyu. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini