Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan memperkuat langkah-langkah stabilitas nilai tukar rupiah dalam menghadapi tapering off yang akan dilakukan oleh Federal Reserve atau the Fed, Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan tapering off atau pengurangan pembelian obligasi oleh the Fed baru akan dilakukan pada kuartal I/2022.
Oleh karena itu, BI akan terus berupaya mendorong stabilitas nilai tukar rupiah dan berkoordinasi dengan pemerintah sehingga dampak yang ditimbulkan pada imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) dapat terjaga dalam batas yang normal.
“Sehingga respon kita terhadap global spill over lebih memfokuskan, melakukan, dan mengoptimalkan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah dan berkoorinasi dengan Kemenkeu menjaga pengaruhnya ke yield SBN dalam batas-batas yang normal,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/6/2021).
Perry menyampaikan strategi tersebut telah dilakukan BI sejak adanya kenaikan US Treasury pada Februari 2021, yang saat itu hampir mendekati level 1,9 persen.
“Dengan langkah-langkah itu, kami akan terus mengarahkan kebijakan lain baik moneter yaitu suku bunga dan likuiditas, makroprudensial, serta sistem pembayaran bersama pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi,” jelasnya.
Dia mengatakan arah kebijakan the Fed akan tetap akomodatif ke depan dan saat ini masih terlalu dini untuk melakukan tapering off.
Perkembangan yang positif di pasar keuangan global tersebut tentunya akan berdampak pada kembali meningkatnya aliran masuk modal asing ke negara berkembang, termasuk Indonesia, dan akan mendorong penguatan mata uang di berbagai negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel