Rencana Proyek Infrastruktur G7 Hadapi Tantangan Besar

Bisnis.com,17 Jun 2021, 10:00 WIB
Penulis: Reni Lestari
Para pemimpin negara-negara G7 pada pertemuan hari pertama, Jumat (13/6/2021) di Cornwall, Inggris/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana infrastruktur global yang diumumkan oleh para pemimpin G7 bertujuan untuk menawarkan kepada negara-negara berkembang alternatif yang kredibel dari Belt and Road Initiative (BRI) menghadapi rintangan besar di lapangan.

Presiden AS Joe Biden mampu meyakinkan G7 untuk menandatangani inisiatif, menarik sekutu ke dalam persaingan strategis poros Washington dengan Beijing, di bawah rencana proyek berjudul "Bangun Kembali Dunia yang Lebih Baik" (Build Back Better World/B3W) yang bertujuan untuk menyediakan ratusan miliar investasi infrastruktur untuk mengembangkan bangsa.

Ini adalah proyek yang akan bergesekan dengan China yang sudah lebih dulu berusaha untuk menggunakan pengaruh dan berteman dengan miliaran dolar proyek di BRI, meskipun kadang-kadang tanpa keberhasilan besar.

"Rencana Beijing telah memenuhi banyak janjinya dan menghasilkan penolakan terhadap China dari banyak negara, menciptakan pembukaan untuk inisiatif B3W," kata Eswar Prasad, pengajar spesialisasi isu China di Cornell University, dilansir oleh Channel News Asia.

China meluncurkan proyek tersebut pada tahun 2013, yang bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur darat dan laut yang akan menghubungkan Asia, Eropa, dan Afrika dengan China.

Delapan tahun kemudian, banyak keluhan muncul a.l. tuduhan tidak transparan, kontrak korup dan bahkan degradasi hak asasi manusia dan lingkungan.

Salah satu contohnya berpusat pada pembangkit listrik tenaga air yang dibangun di pulau Sumatera di Indonesia, yang telah banyak dikritik karena merusak hutan hujan yang merupakan rumah bagi orangutan Tapanuli yang terancam punah, kera besar paling langka di dunia.

Barat juga menuduh Beijing mendorong negara-negara berkembang untuk menanggung lebih banyak utang daripada yang mereka mampu, untuk proyek-proyek mencolok yang tidak sepenuhnya bermanfaat.

"Risiko bagi Amerika Serikat dan negara penerima yang ditimbulkan oleh implementasi BRI jauh lebih besar daripada manfaatnya," kata gugus tugas dari Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR), yang telah meneliti ratusan proyek dan implikasinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini