Penerbitan Surat Utang Multifinance Melonjak, Tanda Daya Beli Pulih?

Bisnis.com,17 Jun 2021, 15:48 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melihat tren meningkatnya penerbitan surat utang dari lembaga pembiayaan sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan (Fi Ratings) Pefindo Danan Dito sebelumnya telah memproyeksi bahwa sektor pembiayaan secara umum bakal bergerak ke arah positif seiring pemulihan ekonomi pascapandemi, terutama kondisi di kuartal II/2021 sampai kuartal III/2021.

"Lima bulan berjalan, tren penerbitan surat utang industri pembiayaan dan multifinance sudah terlihat dan memang lebih tinggi ketimbang 2020. Ini tanda-tanda recovery," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (17/6/2021).

Dito menjelaskan lebih lanjut perincian perbandingannya, di mana Januari-Mei 2020 industri pembiayaan hanya menerbitkan Rp1,192 triliun, kini per Januari-Mei 2021 telah mencapai Rp6,919 triliun.

Begitu pula dengan multifinance, di mana per Januari-Mei 2020 menerbitkan Rp4,037 triliun, kini per Januari-Mei 2021 telah mencapai Rp6,588 triliun.

Sekadar informasi, industri pembiayaan mencakup perusahaan pelat merah di bidang pembiayaan mikro, unsecured, pergadaian, atau pembiayaan investasi. Sementara multifinance didominasi perusahaan non-BUMN yang bergerak di bidang consumer financing dan pembiayaan otomotif.

Dito mengungkap ramainya penerbitan surat utang dari sektor pembiayaan terdorong oleh refinancing surat utang jatuh tempo, serta tren cost of fund untuk menerbitkan surat utang lebih murah menilik suku bunga yang masih rendah.

"Selain itu, adanya insentif dari pemerintah terkait pajak kendaraan bermotor, juga menolong penjualan. Tapi faktor utamanya tentu perbaikan kondisi ekonomi dari dampak pandemi, di mana telah menunjang daya beli masyarakat dan juga kepercayaan perbankan yang merupakan mitra utama industri pembiayaan," jelasnya.

Sebagai perbandingan, selama periode pandemi atau sepanjang 2020, multifinance masih menopang penerbitan surat utang nasional dengan total emisi sebesar Rp14,35 triliun, di mana Rp8,83 triliun di antaranya masuk dalam portofolio Pefindo.

Menyusul multifinance, Lembaga Keuangan Khusus yang terdiri dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) tercatat menjadi yang terbesar kedua, dengan penerbitan mencapai Rp12,28 triliun, yang semuanya masuk ke dalam portofolio dari Pefindo.

Industri pembiayaan atau lembaga finansial lain, menempati tempat ketiga sebesar Rp9,93 triliun. Sementara itu, lembaga pembiayaan lain yang masuk sektor IKNB, yaitu modal ventura hanya melakukan penerbitan medium term notes (MTN) dengan nilai Rp250 miliar sepanjang 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini