Okupansi Kamar Pasien Covid-19 di Yogyakarta Mengkhawatirkan

Bisnis.com,20 Jun 2021, 08:09 WIB
Penulis: Sunartono
Ilustrasi./Antara-Septianda Perdana

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan Bed Occupancy Rate (BOR) untuk pasien Covid-19 di Kota Yogyakarta untuk kamar ICU sudah mencapai 85 persen terpakai, sedangkan ruang isolasi terisi 69 persen dan selter terpakai 84 persen.

Saat ini sedang dilakukan perbaikan 12 kamar selter agar bisa dimanfaatkan. “Ini masih mencukupi, tetapi mengkhawatirkan juga,” ucapnya, Sabtu (19/6/2021).

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan, kata Heroe, karena sebagai Ibu Kota Provinsi terdapat banyak rumah sakit sehingga menjadi pusat rujukan di daerah lain, maka harus menanggung lonjakan dari wilayah atau daerah lain.

“Kota Yogyakarta ada delapan rumah sakit yang menjadi rawat inap bagi pasien Covid-19,” katanya.

Heroe mengimbau kepada masyarakat di Kota Yogyakarta agar membatasi mobilitasnya, jika terpaksa harus bepergian harus melengkapi diri dengan surat kesehatan. Sebaliknya upaya menjaga prokes dan pengurangan pergerakan yang dilakukan warga Kota Yogyakarta juga bisa dijalankan pula oleh para wisatawan atau pekerja yang masuk di Kota Yogyakarta.

“Kami membuka siapa pun bisa datang ke Yogyakarta, selama sehat disertai surat sehat dan menjalankan prokes Covid 19,” ujarnya.

Heroe menyatakan semua pihak perlu menjadikan pengalaman saat penanganan di tahun lalu, sejak Agustus sampai Desember 2020 dan Januari 2021. Saat itu dilakukan secara ketat terhadap penerapan prokes, maka kasus landai dan kesehatan terjaga. Tetapi menurutnya ekonomi sedikit tertahan.

Tetapi ketika aktivitas masyarakat dibuka secara pelan, ekonomi perlahan meningkat dan diikuti dengan kasus infeksinya meningkat pula. Kemudian kembali di rem sejak awal 2021 dan kasus melandai.

“Tetapi saat ini, ketika aktivitas sudah meningkat, otomatis ekonomi juga meningkat, makanya harus kita jaga agar kasus infeksinya tidak ikut naik. Dan itu hanya bisa dilakukan jika kita semua menjalankan prokes dengan tertib dan sungguh-sungguh. Sebab kalau kasus meningkat lagi, maka rem akan di lepas. Ini tidak akan pernah selesai,” ujarnya.

“Kita harus menyelesaikan. Kita harus menghentikan. Ya kebangkitan dan pemulihan ekonomi hanya akan terjadi jika semua pihak terlibat aktif dan sungguh menjalankan prokes dengan benar,” katanya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini